Manusia Mahkluk Aneh yang Suka Mencipta Kesusahannya Sendiri. Review I am Cat – Natsume Soseki

Standar
Manusia Mahkluk Aneh yang Suka Mencipta Kesusahannya Sendiri. Review I am Cat – Natsume Soseki

Apa jadinya kalau kucing di rumahmu jadi pengamat yang kritis atas kehidupanmu dan terjebak dalam keseharianmu dan menceritakannya ulang dalam sebuah novel?

I am Cat, kucing tak bernama yang hidup bersama keluarga Sneaze saat beberapa kali dibuang oleh asisten rumah tangganya karena ketahuan mencuri makanan. Seaneh-anehnya sosok Sneaze, Cat mencintai masternya sepenuh hati. Ini cerita Cat, selama beberapa tahun mengamati kehidupan keluarga Sneaze dan percakapannya dengan kelima sahabatnya. Nama mereka terkesan aneh karena diterjemahkan sesuai artinya dalam bahasa Jepang yaitu Coldmoon, Waverhouse, Bouchamp, Suzuki, dan Singleman. Ada juga tokoh antagonisnya Goldfield dan isterinya Nose.

Yang paling keren dari buku setebal 470 halaman dan terbagi dalam tiga bagian ini adalah ditulis pada tahun 1905 – 1906 oleh Natsume Soeseki pada masa modernisasi di periode Meiji (1868 – 1912). Cerita yang disampaikan si Kucing ini lucu dan satir tentang pergulatan budaya barat yang dibawa oleh pendatang eropa dengan budaya tradisional Jepang.

Membaca buku ini bisa bikin saya tertawa terbahak-bahak loh cuma karena Cat nya tetiba nyangkut kepalanya di dalam bungkusan kue beras yang lengket di tenggorokannya. Atau ketika dia sambil memerhatikan tuannya yang ngedumel karena anak-anaknya, “master itu merasa tersiksa kadang-kadang oleh anak-anaknya. Manusia itu memang selalu membuat keputusan dan terjerembab dalam kesulitannya sendiir tanpa sebab,” padahal dia cuma mau bilang kalau tuannya nyesel punya anak.

Sneaze adalah seorang guru bahasa Inggris di sekolah dekat rumahnya. Guru yang tak punya rasa simpati dan empati pada semua cerita orang kecuali dirinya sendiri dan menderita penyakit lambung menahun. Sneaze menjadi referensi diskusi bagi teman-temannya ketika bicara tentang budaya barat. Dalam sebuah diskusi mereka membicarakan bagaimana orang eropa itu penuh kemunafikan. Ketika orang timur telanjang mereka katakan tidak beradab dan tidak bermoral. Tetapi saat malam tiba, baju-baju perempuan barat terbuka di sana-sini, lalu dimana nilai moral dan adab berpakaia itu ditempatkan?

Ketika Sneaze berurusan dengan polisi karena rumahnya digasak perampok, Sneaze memberikan penghormatan berlebihan pada polisi / detektif. Saat itu Bauchamp mengritiknya dengan mengatakan “mengapa mesti takut kepada mereka yang kita berikan kepercayaan dan kita gaji untuk menjaga kehidupan kita? Seharusnya mereka yang takut pada kita.” Nohok ga tuh

Buku ini juga menceritakan bagaimana uang kemudian membayar prinsip dan pertemanan. Ketika Nose Goldfield tersinggung pada Sneaze, mereka membayar Suzuki untuk membujuk Sneaze agar pindah dari komplek perumahan itu – mereka tetanggaan. Caranya ga tanggung-tanggung, membayar anak-anak sekolah main bola dan menendangnya sampai ke halaman Sneaze dan mengganggu ketenangan hidupnya.

Segala sesuatu menurut Goldfield bisa dibeli dengan uangnya, termasuk perjodohan anaknya dengan Coldmoon. Di sini sebenarnya inti masalah dari keseluruhan buku itu. Coldmoon adalah calon doktor fisika  yang punya jiwa seni, jika bisa memilih (dan akhirnya memang memilih) dia lebih ingin menulis puisi, memainkan biola. Suatu hari isteri Goldfield, Nose, datang ke rumah Sneaze yang sedang bersama Weaverhouse dan mengatakan anak perempuannya dan Coldmoon memadu kasih maka dia perlu tahu Coldmoon itu seperti apa sebelum menerimanya sebagai mantu. Goldfield hanya akan merestui keduanya kalau Coldmoon sudah mendapatkan gelar doktornya. Cerita mengalir seputar perjodohan ini dan konsekuensi yang diterima oleh Sneaze yang berusaha menentangnya. Tapi diakhir buku ketiga, barulah ketahuan bahkan Coldmoon tidak tahu menahu soal perjodohan ini. Dia tak kenal siapa Goldfield.

Di buku ketiga ini juga Weaverhouse membuat prediksi tentang masa depan peradaban manusia. Ingat ya ini buku ditulis masa restorasi Meiji dan dia bilang begini. Setiap orang akan mengutamakan individualismenya ketimbang keharmonisan hubungan antar manusia dan keluarga juga kerabat. Pada saat itu bahkan pernikahan bukan lagi sesuatu yang agung dan penyatuan dua jiwa menjadi satu. Tetapi laki-laki ya kebetulan saja sebagai suami dan perempuan kebetulan saja sebagai isteri tapi keduanya adalah individu yang berbeda. Pada masa itu setiap pernikahan akan berujung pada perceraian, keluarga besar yang tadinya hidup dalam satu atap akan terpecah menjadi keluarga-keluarga kecil. Orang tua akan jauh dari anak-anaknya.

Manusia akan mempertanyakan bagaimana caranya mati, dan ketika itu terjawab, sebuah masa penuh cerita bunuh diri akan terjadi. Tersial adalah mereka yang ingin mati tapi malah dikasih umur panjang dan hidup penuh penderitaan karena sakit.

Jangan tanya tentang penokohan perempuan dalam buku ini. Baik Nose dan Nyonya Sneaze adalah tokoh perempuan yang punya kekuatan bernegosiasi dalam rumah tangganya. Buku ini mengritik lagi-lagi filusuf barat seperti phytagoras yang menyebutkan perempuan sebagai sumber masalah bagi laki-laki, juga nietzche yang tak lebih dari jiwa-jiwa penuh keluh kesah dalam menjalani hidup. Di bagian tengah, Cat menertawakan sepuluh tahun masa buat Dante keluar dengan kata-katanya I think therefore I am, yang menurutnya, nenek gue juga bisa menyimpulkan begitu.

Buku ini harus dibaca dengan tenang, dan pelan-pelan. Sangat mudah untuk hilang konsentrasi karena ceritanya yang kompleks dan tokohnya yang banyak. Tapi bagaimana pun, kalau ada satu buku yang harus dibaca sepanjang hidup, saya rekomendasikan buku ini!

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s