
Dua bab pertama, saya lelah dan nyinyir. Buku ini ditulis oleh seorang humble brag, pikir saya. Seseorang yang berusaha tampil low profile tapi sedang bragging atau menaikkan dirinya sendiri. Kenapa? Roger McNamee ini adalah satu penasihat pertama Zuckerberg di awal-awal Facebook berdiri, memberikan investasi bahkan merekomendasikan nama Shally Sandberg sebagai pendamping Zuckerberg di Facebook. Duo Zuckerberg dan Sandberg masih bertahan hingga hari ini. Lalu 2016, McNamee merasa “tercerahkan” oleh bahaya Facebook yang menyebarkan disinformasi yang dikendalikan Rusia untuk mempolarisasi warga Amerika hingga memenangkan Donald Trump. Dua bab pertama, isinya tentang pribadi McNamee, profilnya lah… mengapa dia menjadi sangat pas untuk menulis buku ini dan mengadvokasi sosial media untuk berubah, transparan, bertanggungjawab terhadap usernya. Saya kok merasa, dia cuci tangan. Lah kan situ yang modalin di awal, dan jadi penasehat Zuck, yekan?
Untunglah saya sejenis pembaca yang sabar, menantang diri sendiri untuk bertahan membaca buku yang sudah saya beli mahal ini. Pasti ada kejutan di halaman berikutnya, pasti ada kejutan, begitu kata hati. Benar saja. Di bab keempat dan seterusnya saya baru menikmati buku ini. Saya paham kenapa dia kemudian merasa perlu membukukan perjalanan mengadvokasi Zuck, mulai dari meminta waktu Zuck untuk bertemu dan menyampaikan kegundahan Facebook yang membiarkan dimanfaatkan Rusia, lalu tidak digubris, sampai akhirnya McNamee melobi anggota Parlemen Amerika untuk menyediakan waktu hearing dengan Zuck. McNamee juga mengumpulkan tim, mereka yang paham bagaimana sosial media dengan metadatanya bekerja, terutama orang-orang yang pernah bekerja dengan Zuckerberg, di Facebook.
Tiga hal yang membuat McNamee merasa pemerintah harus segera turun tangan mengendalikan percepatan teknologi informasi yang selama ini dikuasai oleh Google, Facebook, dan Amazon. Pertama karena metadata, teknologi beyond data yang mengumpulkan data sedetil mungkin dari pengguna sosial media, lalu merekayasa “realitas” dengan menyajikan pilihan-pilihan menu dan mengelompokan pengguna hanya pada mereka yang punya perspektif sama – like-minded people. Jadi ketika kamu bilang, setiap orang punya pilihan, cari tahu pilihan itu siapa yang membuat? Realitas mana yang secara organic tumbuh atau direkayasa?
Buku ini menjelaskan secara detail bagaimana metadata bekerja, dan ada banyak buku yang sudah bercerita tentang ini. Data menjadi kurs dalam industry teknologi informasi, sedangkan engagement – emoticon dengan hate dan love menjadi tools paling menentukan bagaimana metadata merekayasa perilaku. Tapi McNamee ingin menegaskan bagaimana perusahaan-perusahaan teknologi informasi ini seharusnya bertanggungjawab pada produk yang mereka ciptakan. McNamee mencoba untuk “jaga” hubungan baiknya dengan mantan anak asuhnya itu dengan bilang, “Zuck mungkin tidak pernah menyangka dampak buruk dari idealismenya yang ingin menghubungkan milyaran orang di dunia tapi dia tetap harus bisa bertanggungjawab terhadap dampaknya tersebut.” Sayangnya, baik Facebook maupun Google tak kalah kencang untuk melobi pembuat kebijakan agar tidak mengatur mereka dengan alasan hukum tidak bisa dan tidak boleh membatasi inovasi. Facebook terus mengelak dengan mengatakan mereka bukan media, tapi perusahaan teknologi. Dengan menyebarluaskan informasi di NewsFeed sudah cukup kata McNamee untuk mengatakan Facebook adalah perusahaan media, dengan begitu pula mereka harus memonitor dengan ketat apa yang ditampilkan pada halaman pengguna. Tidak bisa algoritma diselesaikan dengan algoritma lagi, menciptakan lebih banyak code code lagi. Yang terpenting menurut McNamee adalah mengubah value dari perusahaan itu sendiri.
Value Facebook yang Move Fast, Break Things itu ga bisa lagi berlaku, semua harus memertimbangkan konsekuensi dari aksi. Yang diucapkan Zuck di depan dengar pendapat di parlemen itu cuma modal kekuatan PR-ing, meminta maaf atas kesalahan dan akan melakukan perbaikan-perbaikan. Polarisasi di Amerika, dan Inggris ketika Brexit, kasus Cambridge Analytica dan genosida Rohingya di Myanmar, dampaknya lebih besar dari sekedar memberikan maaf pada Facebook.
McNamee dan tim bersama dengan sejumlah anggota parlemen di Amerika sedang menyusun draft undang-undang AntiTrust yang akan setidaknya mengatur teknologi informasi agar lebih transparan dalam pengelolaan data usernya dan juga “menghancurkan” monopoli Facebook dan Google dalam industry teknologi informasi.
Silakan baca, you won’t be disappointed. Semua yang ingin dia sampaikan terangkum di bab 12-13 dan 14. Cekibrot.