Pesta rakyat 20 oktober 2014 menghasilkan 100ton sampah begitu yang tertulis di media massa dan 17.480 plastik bekas lampion jika benar diterbangkan semuanya.
Apresiasi besar untuk kawan-kawan yang bergerak memunguti sampah sepanjang kegiatan berlangsung. Dan apresiasi teramat besar saya berikan untuk petugas kebersihan dinas kebersihan DKI Jakarta yang harus menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dituntaskan relawan dan panitia.
Begini, urusan sampah bukan sekedar penyediaan tempat sampah atau memunguti sampah. Bahkan panitia acara bertema lingkungan pun kadang membuat saya gagal paham soal yang satu ini, belum lagi hitung-hitungan energy terpakai dari sebuah event perhelatan yang mengundang banyak orang. Istilah Reduce, Reuse dan Recycle itu sudah merunut apa yang mestinya kita lakukan terkait soal sampah.
REDUCE – mengurangi sampah, ini bagian dari aksi mencegah agar sampah tak bertumpuk. Panitia kegiatan apapun, bisa kok melakukan ini. Gimana caranya? Mengurangi kemungkinan besarnya volume sampah dengan:
- Mengajak semua partisipan membawa botol minumnya sendiri, yang panitia harus lakukan adalah menyediakan depot pengisian ulang air minum. Ini kan gampang, tinggal kerjasama dengan perusahaan penyedia air minum, sebutlah aqua, mereka akan jor-joran kasih beratus ratus gallon asal namanya terpanjang sebagai pendukung acara. Ga harus pake dispenser, beli aja pompa air, murah cuma 25rebu bisa dipake berkali-kali. Sampah botol mineral bisa berkurang, saya tidak bisa menjamin hilang sama sekali, paling tidak kita sudah berusaha mengampanyekan untuk mengurangi sampah botol plastik.
- Hanya menyediakan makanan yang dibungkus dengan daun pisang, besek dan kotak kardus. NO Styrofoam! Ini gampang, supliernya banyak. Kalau terpaksa, pake lah kotak plastic, ingat kalau terpaksa! Kalau makan di tempat, yaelah pake mangkok atau piring saja. Setiap penyedia makanan kan dibayar toh? Maka ajari mereka untuk bantu mengurangi sampah berbahaya dengan menyediakan kemasan yang mudah didaur ulang. Bisa kok
Itu baru 2 yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah. Lalu kalau sudah dikurangi apa yang harus dilakukan untuk membersihkan sampahnya?
SETIAP ORANG BERTANGGUNGJAWAB ATAS SAMPAH PRIBADI!
Asli, didatangi ratusan ribu orang sebenarnya adalah kesempatan terbaik untuk kampanye dan mengajak semua berubah, dimulai dari hal kecil, bawa pulang sampah pribadinya. Kalau sekedar bungkus permen, kantongin aja. Panitia jangan lupa menyediakan sebanyak banyaknya plastic sampah yang ukuran besar, supaya ga ada alasan buat partisipan bilang…. Kantong sampahnya dimanaaa?
Mengajak orang memilah pas acara memang sangat sulit. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Paling gampang sebenarnya bekerjasama dengan para pemulung. Mereka pemilah terbaik, cuma ambil yang ada harga ekonomisnya. Padahal sih semua jenis sampah itu bisa dimanfaatkan. Eh tapi kan ini lagi event, sulit ya mengatur orang untuk belajar memilah. Ya udah, ambil yang paling besar manfaatnya, membawa kawan-kawan pemulung membantu mengelola sampah. Malu mereka penampilannya dekil? Maaan, mereka itu bagian dari rakyat, biar saja.
Kawan, Panitia itu bertanggung jawab sebelum, saat dan sesudah acara berlangsung.. jangan lepas tangan dan tanggungjawab. Termasuk soal sampah. Oh iyaaa, begitulah seharusnya. Kita yang mengadakan acara, kita yang bertanggungjawab terhadap apapun hasil akhirnya. Tidak boleh melepaskannya kepada petugas kebersihan.
Soal Lampion….
Ini harusnya masuk pada bagian REDUCE tadi! Jangan mengagendakan sesuatu yang menghasilkan sampah tanpa bisa kamu jelaskan manfaatnya apa?! ada yang tahu nasib akhirnya lampion itu yang diterbangkan di seluruh Indonesia, katanya?
Di Bali kabarnya hanyut di laut, kamu tahu bahayanya apa? penyu terjerat, ikan keselek, burung keserempet… di Surabaya, sebagian nyangkut di tiang listrik… untung ga bikin kebakaran…
Kamu tahu lampion terbuat dari apa? PLASTIK yang baru bisa terurai ratusan tahun…
Tapi kan revolusi mental itu butuh proses? Lah iya, saya sepakat…. Proses itu dimulainya dari SEKARANG… how how nya… ya dimulai dari PANITIA dalam menyusun agenda kegiatan, jangan ngarep ratusan ribu pengunjung itu berubah seketika, mimpi namanya. Tapi kelompok terkecil dan “terpandai” itu yang harusnya memulai dan memberi contoh.
Kamu marah-marah terus, kayak punya pengalaman aja ngurus ratusan ribu orang dalam satu acara…
Aha!
2008 – 2012, Alhamdulillah bersama Green Radio dan Transformasi Hijau ngurusin kegiatan HSBC yang totalnya 5000 orang dengan cara yang disebut 2 di atas terkait soal REDUCE. Kami juga menyediakan pasukan semut untuk membersihkan sampah, menghitung volume sampah usai kegiatan dan memilahnya untuk diberikan ke teman-teman yang bisa mengelolanya.
Memang ga sampai ratusan ribu… paling ga kami sudah melaksanakannya, tidak sempurna, tapi sudah.
Kamu udah kontribusi apa soal sampah?
Aha!
Kegiatan saya dengan myjunx mengelola sampah pribadi itu adalah kontribusi kecil. Saya percaya, perubahan itu dimulai dari diri sendiri.
Iya saya kesal dengan panitia yang menganggap sepele urusan sampah sekedar memulung tanpa memaksimalkan kesempatan untuk kampanye soal revolusi mental, bertanggungjawab atas sampah sendiri.
Iya saya kesal dengan panitia yang memilih lampion sebagai ornament kegiatan tanpa peduli dampaknya apa buat lingkungan.
Kalau saya mengritik bukan berarti saya musuh kamu apalagi musuhnya pak Jokowi. Saya adalah relawan penggembira saat beliau kampanye, saya percaya beliau mampu membawa perubahan. Justru karena saya percaya itu, maka saya bawel sama kamu yang katanya pendukung sejati Jokowi tapi gagal paham tentang urusan sampah! Jangan diulangi ya… sentil neh!
Tau ga, rencana pengen ikut kegiatan 20 Oktober itu sudah jauh jauh hari masuk agenda saya, bahkan sengaja ambil cuti buat ikut. Persis di hari yang sama dengan rilis rencana ada 17ribuan lampion akan diterbangkan, saya gagalkan cuti itu… lebih baik bekerja dan merayakannya di kantor berbalut kaos JOKOWI – JK untuk Indonesia Hebat…..