
Kali ini menulis review buku Carlo Rovelli tak semudah dua bukunya yang pertama. Pertama, iya ini buku fisika. Saya pernah dapat angka bebek (2) waktu SMA kelas 1, padahal sewaktu SMP guru fisika, almarhum Pak Taryo adalah favorit saya. Kedua, selama membaca buku ini, banyak hal terjadi. Ayah mertua masuk ICU dan 8 hari kemudian meninggal dunia. Meskipun saya baca buku, hurufnya berlari-larian, tidak ada yang sempat nyangkut di kepala. Review kali ini saya singkat saja sesuai kemampuan memahami isi. Jika ada waktu baik, saya akan ulangi membacanya.
Inti buku ini ada pada gambar di bawah ini:
Rovelli menjelaskan perjalanan fisikawan dalam menerjemahkan dunia mulai dari Newton, Faraday Maxwell, Einstein lalu ke Quantum Mekanik dan Quantum Relativity. Tapi di bab pertama, Rovelli mengajak kita kembali ke “akar” pemikiran tentang menjelajah alam semesta. Awal ketika filusuf mempertanyakan semesta. Adalah Democritus dari Abdera pada 494 BCE yang pemikirannya disederhanakan oleh Rovelli menjadi “seluruh semesta dibentuk oleh ruang yang tak terbatas yang di dalamnya adalah atom dalam jumlah tak terbatas, berlarian. Ruang tanpa batas. Tidak ada batas atas, bawah, tanpa pusat, tanpa batasan. Atom tidak punya kualitas di samping bentuknya. Tidak memiliki berat, warna atau rasa. “Dengan kesepakatan dia adalah manis, dia adalah pahit, panas, berwarna, tapi dengan jujur, atom dan kehampaan.”
Atom tidak dapat dipisahkan, atom adalah materi butiran dasar yang membentuk realitas. Tidak dapat dibagi-bagi dan semua hal terbuat dari atom.
Selanjutnya para fisikawan berangkat dari pemikiran Democritus dan mengembangkan penelitian secara fisika. Rovelli menjelaskan secara singkat perkembangan fisikawan mencari tahu tentang semesta. Newton menjadi landasan fisika modern dalam menjawab keinginantahuan tentang semesta bahwa semesta adalah ruang, waktu dan partikel. Lalu Faraday dan Maxwell melengkapi tentang partikel, bagaimana dia bergerak. Faraday dan Maxwell lah yang mengenalkan gelombang elektromagnetik yang kemudian menginspirasi penemuan radio, televisi, telepon dan lainnya yang menggunakan arus listrik. Lalu Einstein menyederhanakan ruang dan waktu menjadi ruangwaktu lalu pada perjalanan berikutnya Einstein kembali menyederhakan ruang waktu dan fields menjadi covariants fields dan partikels. Lalu seterusnya pada perkembangan fisika quantum mechanic dan quantum grativity. Pada Quantum Grativity, kemudian disebutkan kenyataan bahwa “waktu” itu tidak ada. Jika waktu tidak ada maka apa yang ada adalah quanta of field, waktu adalah quanta of field, ruang adalah quanta of field. Fields bergerak pada dirinya sendiri, tidak butuh ruang atau waktu.
Rovelli tak hanya menjelaskan perjalanan perkembangan penelitian fisika tentang semesta, tapi juga latar belakang para fisikawannya juga dan perdebatan di antara mereka. Salah satu yang menarik adalah Einstein dan seorang pastor Georges Lemaitre. Salah satu yang menjadi perdebatan mereka adalah apakah semesta berubah atau konstan? Lemaitre menyakini semesta ini mengalami pengembangan. Pada 14 juta tahun lalu, sebuah titik hitam yang disebut Lemaitre sebagai primodial atom. Titik hitam itu terus berkembang sampai akhirnya ledakan besar terjadi. Itulah yang sekarang disebut sebagai Big Bang. Einstein menolak ide Bing Bang dan semesta ini akan terus mengembang, tapi pada akhirnya Lemaitre benar.
Pertanyaan selanjutnya adalah, jika semesta ini adalah kumpulan atom yang terus bergerak dan berkembang, apa yang akan terjadi kemudian? Apa yang juga terjadi sebelum Big Bang, 14 juta tahun lalu? Rovelli menekankan fisika adalah ilmu yang akan terus berkembang. Tidak ada yang tetap dan konstan di dalam sains. Tidak perlu mencari hal baru dari data yang kosong sama sekali. Sains adalah tentang challenge atau menantang pemikiran awal seperti gambar di atas. Tidak usah ujug-ujug menciptakan hal yang benar-benar baru, kata Rovelli. Semesta ini sangat luas untuk diselami dan terus dipelajari.
Kalau situasi membaik, buku ini enak banget dibaca dan seharusnya bisa selesai dalam 3 hari saja. Rovelli membuat fisika begitu menyenangkan, meski saya skip beberapa halaman yang isinya rumus hahaha, saya menyeraaah kak. Tapi selebihnya, saya sangat menikmati buku ini. Rovelli juara lah!