Monthly Archives: April 2017

Review Zealot – The Life and Times of Jesus of Nazareth, oleh Reza Aslan. Ini Tentang Sejarah, Bukan Sekedar Persoalan Agama

Standar

Sebelum membaca buku Reza Aslan, Zealot ini, saya sempatkan membaca terlebih dahulu resensi bukunya, menonton berdebatan tentang buku ini lewat Youtube. Hal paling mendasar yang ditanyakan public kepada Reza Aslan adalah, siapa dia berani mempertanyakan tentang Ketuhanan Yesus Kristus?

Dengan tegas Reza menjawab, dia adalah sejarawan dan peneliti keagamaan dan kepercayaan dari sebuah universitas di Amerika, artinya dia adalah akademisi, semua yang dia tulis berdasarkan sumber yang bisa terpercaya. Karena itu pula Reza menegaskan dia menulis secara objektif sebagai sejarahawan dan bukan sebagai muslim yang diikuti nilai subjectivitas saat menulis. Reza pernah menjadi umat Kristiani dari aliran Evangelic dan pertanyaan tentang siapa Yesus dari Nazareth justru muncul sejak dia mengenal Yesus di usia 15 tahun.

Saya pribadi sempat ragu untuk membagi apa yang sudah saya baca dalam buku ini karena negeri ini sedang lebay soal kepercayaan orang lain. Semua merasa benar sendiri tanpa bisa memisahkan antara agama dan sejarah. Buku ini menarik sejak awal karena bertanya, siapa Yesus sebelum menjadi Yesus Kristus? Siapa Yesus dari Nazareth ini? Seperti yang Reza sampaikan di atas, saya juga hanya berani menyampaikan ulang apa yang dituliskan dalam buku ini, tak perlu mendebatnya, apalagi saya tak tahu banyak tentang agama Kristen.

Jauh sebelum nama Yesus muncul, Palestina adalah negeri yang dikuasai Kerajaan Roma kuno dan sebagian besar penduduk Palestina beragama Yahudi orthodok. Sebuah kuil besar terletak di kota Jerusalem yang menjadi pemujaan untuk tuhan mereka. Yang berkuasa di dalamnya adalah Pendeta di Kuil. Kerajaan Roma jelas mengerti untuk mengendalikan masyarakat agar tunduk pada mereka tak cukup dengan kekerasaan, tapi juga dengan doktrin keagamaan. Kerajaan bekerjasama dengan Kuil untuk ‘menindas’ rakyat. Sesembahan berlimpah harus dipenuhi oleh mereka yang ingin dibersihkan dari dosa. Yang menentang kuil, berarti menentang raja dan sebaliknya, hukumannya jelas disalib di puncak tertinggi di negeri ini. Kenapa? penyaliban mereka yang dianggap berdosa pada dua institusi ini punya tujuan; pertama, penyaliban lebih murah. Si pesakitan mati perlahan dan mayatnya tak perlu dikubur, dia akan habis dimakan binatang. Kedua, kematian perlahan dari dilihat semua rakyat adalah bentuk penjeraan bagi yang lain, agar mereka takut melakukan pelanggaran hukum.

Sebelum nama Yesus tersebut dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru, sangat sulit menemukan jati dirinya yang terbebas dari nilai-nilai dalam Gospel. Yang diperoleh Reza tentang sejarah masa sebelum Yesus adalah yang sempat ditulis oleh Roma sebagai bangsa penjajah. Sebelum Yesus, rakyat Palestina sudah berkali-kali memberontak untuk kemerdekaan, maafkan saya yang tak hapal satu persatu nama para pemimpinya.

Kita ke Nazareth. Desa ini saking kecilnya bahkan tak nampak dalam peta awal Palestina, bahkan jarang disebut dalam cerita Gospel, kecuali Bethlehem, Jericco dan Jerusalem. Sebagai manusia, Jesus pasti punya keluarga, ibu, bapak dan saudara lelaki dan perempuan, yang lagi-lagi tak disebut dalam sejarah dan Gospel kecuali dua nama James dan John juga perempuan bernama Magdalena yang ketiganya masuk dalam 12 pengikut awal Yesus. Nama anggota keluarga yang lain kemungkinan dihapus dalam sejarah karena mereka menolak mengikuti Yesus. Yesus itu beragama Yahudi, tapi dia menentang orang yang memanfaatkan ajaran Yahudi untuk kepentingan pribadi dan golongan. Lalu siapa Magdalena? Secara logika dan sejarah, lelaki seusia Yesus ketika itu harusnya sudah menikah, kecuali dia menempuh jalan selebasi, tapi hal ini juga tidak disebut dalam sejarah. Kecuali dalam beberapa sumber disebutkan kedekatan Magdalena yang melayani Jesus.

Lalu kenapa kemudian Yesus disalib? Dengan alasan yang sama bahwa Yesus menentang kekuasaan Kerajaan Roma dan Keserakahan Kuil yang menyengsarakan rakyatnya. Yesus disalib bersama dua orang lainnya, yang sepanjang sejarah diperdebatkan statusnya, apakah mereka pengikut Yesus atau bukan karena literature lain menyebut dua orang ini sebenarnya adalah pencuri biasa? Pedebatan itu Reza sampaikan dalam bukunya.

Kisah kebangkitan Yesus di hari ketiga kematiannya juga disampaikan, tapi literature yang Reza sampaikan sebagian besar berasal dari Gospel yang sulit dicari tandingan ‘kebenarannya’ apakah betul Yesus hidup kembali? Dalam artian sebenarnya hidup kembali atau yang dimaksudkan adalah ajarannya yang bangkit dan hidup semakin besar hingga menjadi agama terbesar di dunia hingga sekarang? Apakah itu juga yang menjawab pertanyaan tentang Kerajaan Tuhan akan segera tiba dan berwujud bahwa itu adalah kiasan dari kebesaran Kristiani di dunia saat ini?

Yang jelas kata Reza, Yesus yang beragama Kristen, Jesus The Christ baru muncul di 70.c.e lewat tulisan dan surat-surat dari Paul yang terangkum dalam Perjanjian Lama dan kemudian diklaim sebagai agama resmi Kerajaan Roma dan kini berkembang ke seluruh dunia dengan berbagai aliran.

Cerita Reza Aslan tentang Yesus dari Nazareth berakhir di sini. Pesannya jelas, dia tak ingin mendebat tentang kebenaran dalam ajaran agamanya tapi dia ingin memperkenalkan tokoh Yesus dalam sejarah. Sejarah yang dituliskan oleh mereka yang berkuasa….

Seorang kawan dari Palestina menuliskan komentar dalam postingan foto buku ini, dia bilang, ‘ waaah sekarang kamu membaca tokoh pemimpin Palestina paling berpengaruh dalam sejarah manusia.’ Luar biasa!

Membaca Yesus dari Nazareth seperti juga halnya membaca sejarah tentang Muhammad dalam sejarah Islam. Mereka sama-sama manusia yang menentang ketidakadilan, dan memperjuangkan kesejahteraan umat di manusia… dan akhirat (menurut kepercayaan masing-masing). Buku ini layak kamu baca, semoga segera ada yang menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia.

ZEALOT

Iklan