Ketika orang tahu saya akan belajar di London selama satu tahun, reaksinya akan sama ‘waah asiknya sekolah di luar negeri.’ Ketika saya tahu diterima pun saya bereaksi, ‘asiik anggap liburan satu tahun dari rutinitas.’ Jawaban teman saya saat itu,’liburan?? Wait until you got here!’… she was absolutely right. Berhubung sudah masuk bulan Mei dan biasanya temen-temen yang mendaftar Chevening dah dapat info diterima di kampus atau nda, dan sudah melewati proses wawancara, ta coba bagi pengalaman yang ‘ga enak’ nya soal belajar di sini ya. Bukan buat dihindari, tapi perlu disiapkan jauh hari.
Cuaca
Hal ga ‘enak’ disampaikan oleh orang tentang Inggris adalah cuacanya yang galau sepanjang tahun. Seminggu bermatahari, dua minggu sendu. Satu hari bisa ketemu matahari, hujan, mendung dan gerimis. Karena itu icon Inggris adalah lelaki berjas dengan payung tongkat, it is so true. Meski prakiraan cuaca di UK 80% lah bisa dipercaya, tapi payung kalau bisa jangan ditinggal. Sampai hari ini payung saya masih bertahan yang dibawa dari Jakarta, baru satu kali dia menekuk kehilangan keseimbangan karena ditiup angin besar sekali. Temen saya berkali-kali beli payung, murah sih 1 pounds tapi kalau lima kali beli dan rusak, mending sekalian beli satu yang mahal. Mau pake jas hujan mangga, di sini tersedia jas hujan yang lucu. Sepatu boot karet itu harganya mahal, paling murah 30 pounds, tapi kalau mau beruntung pergilah ke Portobello Market, bisa dapat 20 pounds. Tapi jaket anti air sih cukup lah.
Begitu ada matahari, 21 derajat pun bikin kulit kebakar. Siapin sunblock. Tapi saya cuek, makin keliatan gosong, makin berasa seksi hahaha… siapkan layer yang cukup, karena Desember – Februari itu dingin banget. Maret dan April peralihan ke musim semi. Tahun ini di London turun salju loh di bulan April, dikit sih tapi salju! Mei – hore…. Hangat! Bye bye waterproof jaket, sepatu boot dan layer… sudah bisa kayak di Jakarta, ga pake layer. Tapi tetap bawa jaket ya, malam kadang masih dingin.
Siapsiap kena flu saban pergantian musim, istirahat yang cukup, makan yang bener – ini susah sih konsep bener itu kayak apa coba. Untungnya di sini buah itu murah luar biasa, vitamin c mestinya sih terjamin.
Kangen Rumah – Homesick
Yang suka ngeselin itu kalau tetiba temen yang diajakin curhat bilang… no its okay to be homesick, it will pass, sementara yang kamu butuhin adalah cuma kuping untuk mendengar atau bahu untuk bersandar. No it’s not okay and you deserve to cry kalau lagi mellow blast terutama di bulan Desember – February. Seasonal Affective Disorder atau Winter Depression nama kerennya. Ga cuma pendatang macam kita, semua orang kena masalah yang sama. Saat inilah kamu akan tahu betapa matahari adalah sumber kehidupan yang sebenarnya, senyummu bergantung padanya. Saat inilah teman dekat saling menguatkan. Parahnya lagi musim ini adalah musim essay, autum term usai, tugas numpuk, matahari ga ada, hampir semua teman pergi liburan natal, perpustakaan libur… pengen nyungsep di bawah bantal, menangis berhari-hari. Siapin Indomie, rendang dan koneksi internet yang cukup buat obat kangen rumah dan ngobrol sama emak bapak.
Essay lebih menakutkan dari Kuntilanak
Berbeda dengan belajar di Australia yang dua tahun, Inggris cuma kasih satu tahun untuk full-time master. Setiap termin – Gugur dan Semi – cuma 11 minggu pertemuan kelas yang minggu ke enam adalah reading week – minggu baca-baca yang biasanya dipake justru buat liburan hahaha. Setelah pertemuan kelas ada waku 1 bulan untuk mengerjakan essay. Di jurusan yang saya ambil MA Political Communication, untuk mata kuliah 30 kredit harus menyelesaikan essay 5000-6000 kata, 15 kredit ya setengahnya. Kalau dalam bahasa Sunda, bikin eungap lah… kayak dikejar kuntilanak – kayak pernah liat aja…
September – November adalah masa orientasi diri sendiri, menyesuaikan cara belajar yang cocok buat kamu model gimana? Mengatur jadwal antara belajar dan begaul itu juga ga gampang loh. Tentu saja kamu ga mau dong kehilangan moment bergaul dengan tementemen dari negara lain tapi juga ga mau gagal di urusan kuliah…ini bulan berat soal ngatur jadwal tssaaah…
Saya yang ga terbiasa menulis essay gaya Inggris, tentu berat banget. Mereka menuntut straight forward di gaya penulisan, cerewet banget di soal bibliography – style Oxford atau Cambridge sila pilih tapi lakukan dengan konsisten. Ada bantuan dari kampus namanya kelas menulis akademis, itu sangat membantu untuk mempelajari model struktur dan penulisan yang jadi standar di sini. Jangan nangis kalau dapat nilai jelek di essay pertama. Sekali lagi bukan cuma kamu dan saya, ini namanya penyesuaian. Do it better the next one. Oh iya, sekalipun orang Inggris itu santun dalam menyampaikan masukan, tapi pedih loh kalau kamu mengerti apa maksud mereka hahaha. Terima aja kritikan bapak ibu professor, toh kamu sedang belajar ya kan.
Gagap budaya – Culture Shock
Sebagai anak Jakarta yang ceplas ceplos dan begaul dengan lebih banyak teman cowok, dan meski berkali-kali sempat kencan sama orang asing bukan berarti saya ga mengalami gagap budaya. Orang Inggris itu santun macam orang Yogya, atau Canada dan Jepang, kadang mesti seksama membaca maunya kemana. Jadi sempat beberapa kali saya ditegur sama kawan yang dari Kanada dan Inggris soal bahasa, dan diajari bagaimana kalimat yang ‘sopan’. Tapi akhirnya mereka bisa menerima, saya ga bisa basa-basi. Yang saya lakukan kalau ngomong sama temen di sini adalah, minta maaf diawal kalau bahasa saya akan terdengar kasar J
Lalu berbeda dengan di Jakarta yang bisa ngajak temen laki ngupi kapan pun, di sini kudu hatihati, takut ajakan itu dianggap berbeda. Sampai mana disebut friendly aja masih bikin bingung. Jadi biasanya dalam pergaulan bikin aja pager di awal… I just want us to be friend, period. Ya kecuali kamu mau dilanjut ke tahap berikutnya.
Kalau diundang party di rumah kawan, bawalah sesuatu jangan lenggang, bawa minumanmu sendiri minimal. Paling seru kalau ulang tahun. Di sini ga perlu ribet nyiapin duit buat ngundang tementemen karena mereka ga minta ditraktir kok, bayar masing-masing. Oh iya, kalau diajak kencan, jangan ngarep dibayarin pun yak, bayar sendiri aja, kecuali dia bilang ‘let me get you this one.’
Tapi menurut saya sih, gagap budaya macam ini jadi bagian yang perlu banget dijalanin. Jangan cuma ngumpul sama temanteman satu negara dan dari latar belakang yang sama. Justru ini kesempatan untuk mengenal budaya tementemen dari negara berbeda dan seru banget loh. Kalau sebelumnya ngandelin Couch Surfing buat dapat tumpangan, ini kesempatan untuk dapat akomodasi kalau mau keliling dunia J dan karena Cuma 1 tahun di sini, manfaatkan sebaikbaiknya waktu untuk berteman, berjejaring dan saling belajar.
Di sini orang ga begitu peduli kamu mau apa, siapa kamu dan bagaimana kamu. Saya sekolah di Goldsmiths yang sangat liberal, bebas, sebebasnya kamu terbang. Ada lelaki berpakaian perempuan, ada perempuan yang mirip banget Justin Bieber. Punya toilet untuk Neutral Gender, buat kamu yang mengindentifikasikan diri di luar Lelaki dan Perempuan, sah sah aja. Kami berbagi mushola dengan kawan-kawan dari agama berbeda, diajari untuk saling menghargai. Kamu akan shock di awal, tapi terbukalah untuk semua kejutan yang buat saya sih seru. Sesuatu yang ga banget ditemui di Indonesia, mungkin suatu hari nanti…
Ketika Tetiba Nyeni
UK adalah negara yang seninya luar biasa berkembang. Paling tidak saya di Goldsmiths yang mendadak ada di setiap pertunjukkan, di setiap pameran. Nonton musical dari anakanak teater, manggutmanggut sok ngerti di recital piano atau di pertunjukkan music lain, menikmati lukisan dan menganga di depan gambar spontan anakanak Goldsmiths. Lalu sekarang sedang belajar menggambar dengan teman, dan kemarin tiga hari jadi figuran di film teman. Ikutin aja semua kesempatan yang ada, bener deh. Kalau mesti nonton Play di luar kampus, kudu bayar, kalau uang beasiswamu cukup, go for it and enjoy!!
Secara umum, menurut sayah ketika menginjakan kaki di Heathrow, jadilah kamu kertas putih yang siap menerima kejutan dalam hidup, jadilah spon yang menyerap segala ilmu yang mampir selama di sini, study hard, play hard and enjoy life!
