Seperti remaja lainnya, tujuh berkawan – Nikholasha, Serafima, Minka, Rosa, George, Vlad, dan Andrei, mereka punya gagasan-gagasan liar dan ingin mencoba segala hal. Sayangnya mereka lahir dari keluarga Bolhshevik, Rusia, di bahwa Stalin pasca kemenangan atas Nazi, yang bapak ibu mereka adalah pejabat tinggi di lingkaran terdalam Stalin. Mereka bertemu di sekolah elit School 801, sekolah Svletlana dan Visily Stalin juga menimba ilmu di sana. Tujuh berkawan ini kemudian membentuk perkumpulan rahasia yang dilandasi oleh kecintaan mereka pada literasi dan puisi-puisi Pushkin, Fatal Romantic Club. Tentu saja nama ini jadi cocok, karena fatal bagi orang Rusia untuk melemah karena cinta. Anak-anak ini tahu persis kegiatan mereka sebenarnya melanggar kebiasaan Rusia yang keras, dingin, selalu penuh ketegangan.
Drama dimulai ketika dua di antara anggota kelompok ini mati di tengah parade perayaan kemenangan Stalin atas Nazi. Penyelidikan kasus ini bahkan melibatkan campur tangan Stalin langsung. Dari yang tadinya berpusat pada motiv kematian Nikholasha dan Rosa lalu melebar pada teori konspirasi menjatuhkan pemerintahan Stalin. Enam anak remaja ini ditahan, disiksa, dipaksa mengakui konspirasi itu. Tak Cuma mereka, anggota keluarga Senka berusia 10 tahun dan Mariko yang baru enam tahun ikutan ditahan, diinterogasi apakah orang tua mereka terlibat dalam rencana menggulingkan pemerintahan.
Novel ini seperti bawang yang mengelupaskan kulitnya pelan dan perih untuk pembacanya. Rahasia dan kemunafikan orang-orang Rusia dibongkar. Mereka tentu saja manusia yang punya hati. Stalin sangat membenci perceraian, dan keluarga adalah hal utama. Meski dia sendiri sangat membenci putrinya yang menikah dengan Yahudi dan pindah ke Paris, lalu Vasily jatuh cinta pada Serafima yang juga Yahudi. Lambat laun, dia mempercayai Hitler bahwa Yahudi perlahan juga akan menggerogoti negara dan pemerintahannya.
Balik ke soal cinta, novel ini menggambarkan cinta rahasia antara Satinov orang tua Mariko dan George, dengan Dr. Dashka, ibu dari Minka dan Senka. Tentang guru sekolah SMA yang menginspirasi anak-anak yang kehidupannya seperti juga pecinta Pushkin, Benya Golden. Yang bikin saya patah hati, Benya mengorbankan dirinya dengan mengakui bahwa anak-anak itu di bawah pengaruhnya untuk menggulingkan Stalin. Anak-anak dibebaskan, dia dihukum tembak 9mm di kepala.
Kemunafikan lainnya yang diungkap bahwa Stalin adalah kutu buku yang selalu dikelilingi novel dari novelis dunia salah satunya ernest hemingway dan pushkin tentu saja. Bagaimana bisa pecinta cerita fiksi bisa hidup tanpa sentiment di dadanya? Stalin bisa!
Bahwa komunisme menuntut mereka untuk menolak kepemilikan pribadi, ternyata masing-masing pejabat negara hidup bermewah-mewah dengan Rolls Royce untuk mengantar anak mereka sekolah. Mereka berpakaian ala coutour dan parfum dari Perancis.
Ini adalah fiksi kedua dari Simon Sebag Montefiore yang saya baca setelah Shashenka. Seperti juga non fiksi yang ditulisnya Stalin dan Jerussalem, Simon Sebag menuturkannya dengan lancar dan mudah diikuti meski dengan rentetan nama Rusia yang ajaib itu. Sejarah, iya sejarah yang detail disajikan Simon, tentu saja, dia sejarahwan. Di belakang novelnya dia berikan informasi mana fiksi, mana fakta.
Jadi konspirasi itu ada? Baca lah sendiri kawan 😉
Novel Rusia berikutnya atas rekomendasi Simon Sebag sendiri adalah Haji Murad dari Loe Tolstoy.