
Selama membaca buku ini, saya diingatkan kawan bahwa honor akan dikenakan pajak, jangan lupa juga untuk laporan pajak akhir Maret ini. Lalu di ATM, saldo tinggal 163ribu semalam. Seberapa pun keras bekerja, selalu terasa kurang. Tapi sebagai orang yang insya Allah beragama, saya cuma bisa bilang, Alhamdulillah, mungkin memang segini dicukupkannya.
Sementara itu…. Buku Panama Papers ini mengungkapkan betapa jahatnya orang-orang yang berada di tataran elit, para penguasa, pengusaha dan mereka sama biadabnya dengan teroris, bandar narkoba, pembunuh bayaran, penjual senjata perang, dan perampok barang seni yang ada di dunia. Mereka menyembunyikan harta yang seharusnya kena pajak di negaranya masing-masing, kleptocrats, para birokrat yang merampok kekayaan negerinya lalu disembunyikan di luar negeri dengan nama samaran. Dalam 11.5 juta dokumen yang dibocorkan dari Mossack Forsesca, ada ratusan nama pejabat dan kroninya dari timur tengah, negara yang tak pernah sepi dari perang, menyimpan kekayaan sementara rakyatnya berbondong-bondong mengungsi dan makan dari belas kasih orang lain. Assad dari Syiria, dengan saudara-saudaranya memiliki harta berlimpah yang ditanam di perusahaan asing dengan nama berbeda.
Saya tidak mengulas satu-satu kasus yang dijelaskan di buku ini, kamu baca sendiri. Tapi bagaimana buku ini bikin saya semakin mual dengan system yang korup, sosialis pada elit dan penguasa, sementara sama rakyatnya perhitungan sekali. Catatan si pembocor dokumen dengan nama Jhon Doe, selama politik masih mengemis pada pengusaha kotor, selama itu pula system pemerintahan apa pun akan berjalan dengan korup. Tidak ada pengusaha yang berinvestasi gratis pada politik. Tak heran kalau pun insentif pajak sudah diberikan, mereka masih juga bawa kabur apa yang seharusnya diserahkan kembali pada rakyat. Mual!
Mau apa pun system pemerintahannya, mulai yang demokratis seperti Islandia, sosialis seperti Rusia, bahkan komunis ala Cina, nama-nama penguasa mereka tersangkut dalam Panama Papers karena systemnya sudah korup, manusianya serakah.
Ini adalah dokumen yang dibocorkan kepada jurnalis, terbesar dalam sejarah jurnalisme dunia, setelah wikileaks dan snowden. Melibatkan lebih dari 400 jurnalis dari 80 negara yang mempertaruhkan nyawa mereka ketika ikut menerbitkan berita investigasi nama-nama yang disebut dalam Panama Papers. Pemerintahan dunia kelabakan menanggapi ini, padahal segala aturan tentang pencucian uang, penuntasan terorisme, sebutkan saja, semuanya sudah ada. Tapi selama ada perusahaan biadab seperti Mossack Forseca, didukung PR dan para pengacara busuk, mereka akan terus mendukung perbuatan jahat berkedok investasi. Tapi di era teknologi 4.0. tak ada yang bisa disembunyikan, akan selalu ada data yang bocor di dunia maya. There is no place to hide. Kita akan terus menyaksikan kejahatan-kejahatan finansial yang terbongkar. Masih akan ada orang-orang seperti Snowden, dan John Doe. Dalam kata penutupnya John Doe bilang, ”we live in a time of inexpensive, limitless digital storage and fast internet connection that transcend national boundaries. It doesn’t take much to connect the dots: from start to finish, inception to global media distribution, the next revolution will be digitized. Or perhaps it has already begun.”
Lalu saya kembali menyiapkan arsip potongan pajak, saya tahu kewajiban sebagai warga negara, bukan maling seperti mereka.