Monthly Archives: Januari 2022

Menormalisasi Kalimat bahwa Hidup Perlu Batasan. Review Limit oleh Giorgos Kallis

Standar
Menormalisasi Kalimat bahwa Hidup Perlu Batasan. Review Limit oleh Giorgos Kallis

Buku ini membahas letak kesalahan teori Malthus yang menyatakan pertumbuhan populasi berlangsung secara exponensial sangat cepat sementara pertumbuhan sumber pangan mengikuti angka aritmatika. Kesimpulan Malthus adalah persediaan pangan tidak akan pernah cukup bagi semua mulut di muka bumi.

Kallis bilang, cukup! Jika secara kolektif manusia membatasi diri untuk hidup secukupnya, tidak berlebihan dan tidak mengikuti napsunya. Keinginan tanpa batas itu adalah jargonya kapitalisme yang berusaha sebesar-besarnya mendapatkan keuntungan dengan segala cara termasuk menghancurkan lingkungan. Lalu kapitalisme hanya dapat dinikmati oleh sebagian manusia, ketidaksetaraan terjadi, ketidakadilan dan kekerasan atas nama kebutuhan tanpa batas itu terjadi.

Kembali dulu kita ke Malthus.

Kallis menceritakan kepada para ekonom dan juga aktivis lingkungan salah mengartikan Malthus. Menurut Malthus napsu seks tidak dapat dikendalikan karena itulah jumlah penduduk akan terus bertambah. Saya juga baru tahu setelah membaca buku ini bahwa Malthus itu adalah pendeta yang menolak alat KB tentu saja dia tak percaya populasi dapat ditekan. Seiring dengan waktu, semakin banyak pilihan alat KB dan secara sadar laki-laki dan perempuan tidak berkeinginan untuk memiliki anak.

Tetapi kan kenyataannya meskipun populasi dapat ditekan, toh kebutuhan dasar tidak secara rata bisa dirasakan oleh semua penduduk. Bahkan ketika teknologi hijau dianggap bisa menyelesaikan masalah lingkungan, tidak semudah itu di lapangan. Orang memang meninggalkan kendaraan pribadinya, tapi bukan beralih pada transportasi umum melainkan pada ojol dan taksol. Ketika aktivis lingkungan berubah menjadi tukang ramal yang memprediksi bakal kiamat karena perusakan lingkungan yang massif, para elit konglomerat berlomba-lomba investasi pada teknologi yang bisa membawa mereka keluar dari bumi, daripada memperbaikinya.

Kallis mengingatkan betapa sains juga tidak pernah netral. Target NDC 30% pada 2030 dan Zero Emission 2050 adalah political, hasil negosiasi politik. Membacanya menjadi sampai batas mana mereka bisa merusak bumi. Seolah-olah jika masih diambang toleransi mereka bisa terus mencemari bumi, melakukan semaunya. Padahal yang perlu diubah adalah perspektif tentang batas itu. Kalau kita mau sumber air tetap bersih dan layak pakai, maka Jangan Mencemarinya! Bukan pada pertanyaan, sampai mana bisa aku cemari. Sampai sini paham ya.

Sepanjang 129 halaman, buku ini menceritakan tentang limit, atau batasan dan bagaimana kita sebaiknya memberikan batasan terhadap apa dalam hidup. Yang membatasi kemerdekaan kita adalah kemerdekaan orang lain, yang membatasi keinginan kita adalah keinginan orang lain. Seharusnya kata dia, pembatasan itu bukan datang dari luar yang memiliki banyak kepentingan, bukan tentang NDC bukan tentang batas toleransi pencemaran atau udara bersih. Juga bukan bumi yang harus diselamatkan, tapi kita, manusia yang ada di dalamnya yang harus menyelamatkan diri dan masa depan manusia. Mengutip Mahatma Ghandi, hiduplah sederhana, agar orang lain bisa sekedar hidup. Live simply so others can simply live.

Membatasi pertumbuhan ekonomi salah satu di antaranya, agar ekonomi tak melulu dihitung dengan GDP tanpa batas atas dan sampai kapan. Batasan itu kita, secara kolektif bisa membuatnya. Meski agak absurd menurut saya, tapi ide Kallis perlu dipertimbangkan. Oh satu lagi yang membuat saya tertawa, justru kita harus bisa membuat batasan buat napsu di dalam diri karena kita diberi otak untuk berpikir dan mengendalikannya.

Karena batasan yang disebut Kallis sifatnya sangat subyektif lalu mengembangkan menjadi kolektif, ini yang sulit dibayangkan. Bagaimana membangun kesadaran besama atas batasan dan terhadap apa, itu juga bagian dari negosiasi politik yang tidak mungkin memuaskan semua pihak.

Di buku lain, In Defense of DeGrowth, Kallis akan menjelaskan lebih detail kenapa kita mesti membuat batasan dalam pertumbuhan ekonomi, bukan hal yang mustahil kata dia.

Iklan