40 Plus

Standar

Meninggalkan decade 30an, cerita persahabatan pasti ikutan berubah. Saya dan para sahabat berteman di usia 20an, baru lulus dua tahun dari S1. Ketika itu percakapan ga jauh-jauh dari cerita cinta monyet, setiap Jumat malam kopdar di café tenda semanggi, menyanyi keras-keras bersama live music sampai suatu kali disorongkan mikropon, penyanyinya minder sama suara super bagus kami. Bekerja bukan untuk mengejar karir tapi lebih untuk menghidupi gaya hidup. Ga kepikiran buat punya tabungan apalagi beli rumah. Semua serba menyenangkan. Menertawakan sakit hati.

Lalu menjelang akhir dua puluhan, satu persatu pertemanan melonggar. Mulai menikah, artinya mulai sibuk dengan urusan keluarga kecil. Suami yang menempel kayak perangko, pun kalau ga ikutan nongkrong, telepon berdering. Kenapa jam 1 pagi masih di luar rumah? Sama siapa sik?

Di 30an, topik percakapan lalu berubah tentang karir yang mulai stagnan. Mau ngapain lagi sama hidup? Kebutuhan rumah tangga bertambah dengan kehadiran anak dan tuntutan untuk punya rumah. Beban hidup meningkat. Eh ditambah cerita tentang si A selingkuh dengan B, si C bercerai dengan D. Urusan percintaan semakin rumit. Ketika usia 30an saya bahkan pernah bilang sama teman, ‘pernikahan itu tidak menarik karena ga ada contoh menyenangkan dari pernikahan.’

Eh di akhir 30an, percakapan lebih banyak tentang kesehatan. Mana ada lagi cerita nongkrong sampai jam 1 pagi, boro-boro sampai subuh seperti dulu. Pukul 10 malam, mata sudah berat dibuka. Bobok aja. Jabatan mulai naik, seiring juga dengan politik kantor yang seperti angin bertiup kian kencang, saling sikut. Di rumah, tagihan sekolah, listrik, cicilan rumah dan mobil datang beruntun. Oooh dewasa begitu rumit.

Lalu di sebuah kafe, kami berniat untuk we-fie layaknya anak-anak di 20an yang jago banget sekali jepret dengan hasil yang bagus. Kawan saya menarik jauh kamera, menarik dekat lagi, ga ada yang pas. Katanya, Mata udah plus neh, tapi kalau pakai kacamata, makin keliatan tuanya. Satu-satu teman mengadu betapa sulitnya membaca sekarang, harus sering-sering periksa mata. Dan ga Cuma mata, darah tinggi, darah rendah, kolesterol, obesistas menghantui. Kalau mau hidup lama, ya hidup sehat. Satu-satu teman pergi untuk selamanya, oh…

Hari ini saya periksa mata. Empat bulan lagi berusia 40, dan seperti kawan yang lain, barangkali saya akan plus. Tapi ternyata…. Silender saja yang tambah. Itu pun Cuma  0.50 …. Terima kasih semesta, terima kasih masih dikasih sehat untuk melihat yang indah-indah 😊

cek mata

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s