Keputusasan Akan Memastikan Hal Buruk Terjadi – Review Optimism over Despair by Noam Chomsky #32

Standar

Noam Chomsky lahir 1928 dan sampai hari ini masih aktif menulis buku, memberikan kuliah, menuangkan pendapatnya dalam banyak kegiatan, berkali-kali mendapatkan ancaman pembunuhan karena menentang penjajahan Israel terhadap Palestina, dan juga saat mengkritik Trump.

Buku Optimism over Despair berisi percakapan antara C.J Polychriniou dengan Chomsky selama empat tahun, 2013-2017 tentang capitalisme global, terpilihnya Donald Trump dan dampaknya terhadap perekonomian dan politik Amerika Serikat juga dunia, Amerika dalam perang Irak, Afghanistan dan Suriah, tentang marketing politik Obama, masa depan Amerika, masa depan dunia sampai pada peran kaum terpelajar. Menyentil tentang ideologi sosialisme, marxisme, anarchist dalam upaya menentang demokrasi yang berada di tangan kapitalis.

Chomsky adalah pemikir dunia lintas generasi, dia menyaksikan kejatuhan Hitler dan bubarnya Uni Soviet, dia mengamati perjalanan kapitalisme / demokrasi sejak Perang Dunia II usai, dilanjut dengan perang dingin antara Amerika yang ingin menguasai dunia dengan ideologi demokrasinya dan Rusia dengan sosialis ala-ala nya. Siapa lagi yang paling tepat dimintai pendapat tentang apa yang terjadi sekarang dan masa depan. Kata Chomsky, politik dan kekuasaan hanya berubah rupa sejak dia ada, tidak ada yang berbeda.

Dua bencana yang mengancam keberadaan manusia adalah Nuklir dan Perubahan Iklim. Dan sialnya kata Chomsky, semua presiden yang berasal dari Partai Republik di Amerika menyangkal terjadinya Perubahan Iklim atau skeptis bahwa perubahan iklim bisa diatasi. Bisa kok, kita masih ada waktu kata Chomsky untuk melakukan perubahan itu, salah satunya mengambil alih dominasi energi fosil dengan energi terbarukan, mengurangi perusakan lingkungan yang dilakukan oleh kapitalis dunia.

Buku ini memang bicara banyak tentang campur tangan Amerika Serikat di tengah permasalahan yang terjadi di dunia. Apakah Amerika yang menciptakan ISIS, salah satunya. Chomsky bilang, tidak ada bukti langsung keterlibatan Amerika dalam pembentukan ISIS, tapi invasi militer Amerika terhadap Irak itulah yang memicu munculnya gerakan radikalisme yang lebih besar dan luas. ISIS tidak hanya ingin mendirikan negara Islam di Suriah, tapi mendirikan Kalifah Islam di dunia. Tentang perang Israel dan Palestina, Chomsky menegaskan apa pun yang dipikirkan orang tentang Zionism, ini adalah gerakan colonialisme, perebutan tanah.

Chomsky minta agar kita tak terjebak pada retorika, sebaiknya menegaskan di awal bagaimana sikap politik kita terhadap suatu hal. Chomsky adalah sosialis liberal / anarchist yang menentang kapitalisme. Menurut dia, kapitalisme sudah membuat kerusakan di muka bumi, menempatkan keuntungan yang dinikmati oleh sepersepuluh elit dunia dan kesengsaraan bagi yang lemah dan miskin, belum lagi factor eksternal, kerusakan terhadap lingkungan. Hal yang paling gampang dilihat, para kapitalis ingin bebas dari pengaruh pemerintahan, tak mau diatur, tapi giliran bangkrut, dan bermasalah, mereka menuntut agar pemerintah menutupi kerugian mereka. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah mengorbankan dana public untuk membantu perbankan salah satunya.

Lalu apakah sosialisme bisa berdiri di zaman sekarang? Chomsky bilang konsekuensi pada penerapannya akan luas, tapi yang pasti, dia mengutip John Dewey, bahwa “workers should be the masters of their own industrial fate and the means of production, exchange, publicity, transportation and communication should be under public control.” Kalau tidak kata Chomsky, politik akan sama saja, dibawah bayang-bayang kelompok pengusaha besar.

Yang saya paling suka dari Chomsky adalah kritiknya terhadap kaum intelektual yang punya privileged atau keistimewaan untuk melakukan perubahan melalui kebijakan tapi tidak punya integritas. Setiap orang punya tanggungjawab moral paling mendasar untuk memerdekakan seseorang dan masyarakatnya, dan itu jauh lebih berguna daripada bayaran atas kejujuran dan integritas.

Meski kita menghadapi dunia yang karut marut, Noam Chomsky yang sudah berusia 89 tahun itu tetap mengajak kita untuk optimistis menghadapi hidup.

“We have two choices. We can be pessimistic, give up and help ensure that the worst will happen. OR we can be optimistic, grasp the opportunities that surely exist, and maybe help make the world a better place.”

Kalimat itu beneran tamparan buat saya yang masih muda dan seringkali putus asa, malu sama opa Chomsky yang terus berusaha untuk membuat dunia lebih baik. Saya padamu Opa, semangat. Kalau kamu?

resize

Iklan

2 responses »

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s