Kepunahan Agama Dan Manusia, Bacaan Dewasa – Review Origin oleh Dan Brown #31

Standar

Buat computer geek dan pembaca Homo Deus karya Yuval Noah Harari, cerita petualangan Robert Langdon ini pasti akan mudah ketebak. Langdon seperti mengemas ulang Homo Deus dalam bentuk cerita fiksi, tentang agama akan mati, lalu ilmu pengetahuan akan berkuasa, membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada, manusia akan punah dan yang berkuasa berikutnya adalah super human. Tadinya buatan manusia, tapi kemudian manusia akan dikuasai lalu punah. Sejarah berulang, evolusi Darwin juga.

Masih sama dengan sebelumnya, Dan Brown menguji keimanan dengan ilmu pengetahun, bahwa agama dan sains akan terus berusaha saling menguasai, lalu ada korban atas hal menurut Langdon punya rumahnya masing-masing. Copernicus berhasil mematahkan argument kaum bumi datar yang mengatakan bahwa bumi pusat tata surya, dia datar dan kapal yang akan berlayar keujung dunia. Kaum agamis harus menerima kenyataan bahwa bumi bulat, bahwa bumi bergerak bersama planet lain mengitari matahari, bahwa bumi memiliki bulan sebagai satelit yang mengitarinya. Darwin dengan teori evolusinya menjawab apakah adam dan hawa sebagai nenek moyang manusia.

Origin menceritakan tentang Edmond Kirsch, peneliti, computer geek dan juga art enthusiast (pecinta Gaudi, William Black dan Winston Churchill) menemukan jawaban atas dua pertanyaan utama dalam hidup ini. Darimana manusia berasal dan kemana kita akan pergi? Lalu dia mati ditembak veteran angkatan laut Spanyol, Avila, ditengah presentasinya tentang jawaban itu, sebelum benar-benar menunjukan hasil temuannya.

Selalu ada perempuan di samping Langdon tentu saja, tapi kali ini dia tak jahat seperti di cerita The Symbol (spoiler alert!). Dia, Ambra Vidal, calon ratu Spanyol yang dilamar Pangeran Julian di sebuah acara televisi, iya kali dia jawab ‘engga’ di depan jutaan mata dan memalukan kerajaan Spanyol. Ambra ini keren tokohnya, She is her own Woman, kata pangeran. Tidak siapa pun, bahkan pangeran dapat mengatur dirinya. Selain perempuan, pasti ada tokoh pembunuhnya, seorang fanatic, yang merasa benar jika membunuh atas nama tuhan. Ada teori konspirasi.

Tapi Origin kekinian sekali setingannya. Ada PR kerajaan spanyol Martin, perempuan yang masih muda, techno-savvy, terperangkap dalam teori konspirasi. Ada tokok Winston, A1 ciptaan Kirsch yang menjadi asisten pribadinya, E-Wave, superficial intelligent yang membantu Kirsch mencari jawaban atas dua pertanyaannya tersebut. Kalau buku ini di filmkan, yang mengisi suara Winston, harusnya Benedict Cumberbatch 😉 pas.

Darimana kita berasal? Teori Big Bang menjawab bagaimana bumi yang berusia 90 juta tahun ini terjadi, tapi tak juga bisa menjawab, bagaimana mengisi bumi ini dengan kehidupan? Dengan manusia? Lalu kemana kita akan pergi? Kirsch memprediksi manusia akan punah 2050. Dalam teori energi, kita akan punah menjadi energi, lalu tergantikan oleh teknologi, super human. Teknologi yang kita ciptakan untuk membantu kehidupan kita, lalu menguasainya, suatu saat nanti.

Dimana posisi agama? Kalau Bishop Bena bilang harusnya bisa berdampingan, agama menjadi partner spiritual sains tanpa harus menentangnya. Tapi kata Langdon, pemuja agama harus dulu mengakui bahwa agama Berjaya melewati dua jalan, yang gelap, pemaksaan, pembunuhan atas nama Tuhannya dan jalan terang yang memberikan kedamaian. Sains harusnya bisa menutup jalan gelap itu.

Dan Brown membawa saya pada petualangan Langdon yang menyenangkan, jalan-jalan ke Barcelona dan Madrid, mengunjungi museum, mengenalkan seniman modern setelah sebelumnya kita selalu dibawa pada seniman di zaman renaissance.  Barangkali itu yang selalu membuat saya menunggu karya Dan Brown. Kekuatannya ada pada riset yang detail. Bagian paling membosankan bagi saya justru ketiga Kirsch mempresentasikan karyanya puanjang lebar, tiga bab dalam buku ini adalah miliknya. Aih… barangkali saya tak ingin diajak mikir terlalu dalam di buku ini, hayolah… atau barangkali Brown tak berhasil menerjemahkan sains rumit itu dalam bahasa fiksi sederhana, terjebak dalam risetnya.

Brown selalu membawa banyak tokoh dan cerita dalam petualangan Langdon, tapi tentu saja itu hanya untuk mengalihkan perhatian. Focus saja pada dua atau tiga tokoh di sekitar Langdon yang paling dia ceritakan, maka dia lah otak ‘kerusuhan’ cerita.

456 halaman dalam lima hari kerja… iya segitu serunya lah, tapi ini bacaan dewasa, buat kamu yang berpikiran sempit, baiknya tak membaca buku ini … dan buku ini membuat saya ingin kenalan lebih jauh dengan Winston Churchill, tokoh yang paling banyak dikutip dalam cerita.

origin resize

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s