
Ketika perang dunia kedua berkecamuk, sekitar 1939, Alma kehilangan keluarga Yahudinya yang dihabisi oleh tentara Nazi Jerman. Alma dijemput paman Isaac dan bibi Lilian di Polandia, menjadi anak adopsi kesayangan mereka dengan menyandang nama keluarga Balasco. Keluarga kaya di Amerika Serikat yang halaman luasnya diurus keluarga imigran Jepang, Fukuada. Di sanalah juga Alma bertemu dengan Ichimei, yang kemudian menjadi cinta sejatinya selama 70 tahun.
Keluarga Fukuada disingkirkan oleh tentara Amerika ke kamp sebagai tahanan perang, sebagai balasan terhadap Jepang yang menguasai Asia Pasifik di masa perang kedua tersebut. Alma terpisah dengan Ichimei. Pertemuan mereka kembali terjadi ketika Takao Fukuada dalam wasiatnya meminta agar pedang keluarga mereka yang ditanam di taman keluarga Balasco diambil. Di sanalah pertemuan kembali dengan Alma dan masa-masa percintaan mereka dimulai. Surat-surat cinta Ichi yang terkirim ke alamat Balasco, janji pertemuan dan pelampiasan cinta di kamar-kamar remang hotel penuh kecoa.
Sekali pun cinta setengah mampus, Alma tak rela kehilangan kenyamanan hidup di Sea Cliff dalam lindungan keluarga Balasco. Alma adalah seniman, pelukis yang menikmati kemewahan hasil bisnisnya, menikmati petulangannya keliling dunia bersama karya-karyanya. Sementara Ichimei adalah lelaki sederhana yang mencintai taman, menyerahkan seluruh hidupnya pada dunia spiritualisme yang penuh ketenangan. Menikahi Ichimei berarti harus kehilangan segala kenyamanan buat Alma. Dia pun tak siap menerima reaksi public yang akan menyerang mereka karena pasangan beda ras dan agama tidak mudah diterima Amerika saat itu.
Buah cinta bersarang di tubuh Alma, tanpa Ichimei tahu. Kepada kakak angkatnya, Nathaniel yang juga tahu hubungan rahasia mereka, Alma memohon untuk diantar ke Meksiko untuk aborsi. Saat berada di atas tempat tidur untuk mengeluarkan janin, Nathaniel membatalkan semuanya, dia melamar Alma. Menikahi sepupu memang tabu, tapi tak setabu menikahi orang Jepang. Kehidupan rumah tangan Nathaniel dan Alma tak berbeda seperti kehidupan kakak dan adik yang tetap menjalani kehidupan privasi masing-masing. Sampai suatu saat janin itu gugur dan mereka berdua pergi ke eropa untuk meredam sedih. Di sana, Alma dan Nathaniel bercinta dan membuahkan anak. Nathaniel tetap menjadi ayah dan suami yang baik bagi Alma begitu juga sebaliknya, hingga Nathaniel berpulang duluan. Nathaniel tetap membebaskan Alma mencinta Ichimei, dialah yang bilang “hati itu terlalu luas untuk ditempati hanya oleh 1 cinta.”
Di usia senjanya, Alma pindah ke panti jumbo diantar cucunya Seth dan di sana mereka bertemu Irina yang kemudian menjadi asisten pribadi Alma. Seth dan Irina lah yang mengulik kembali masa lalu Alma karena surat-surat cinta Ichi kali ini datang ke alamat panti jumbo itu. Seth mengagumi neneknya termasuk cerita cinta terlarangnya.
Kecuali Seth, semua memiliki rahasia dan ceritanya sendiri dalam cerita ini. Mungkin Isabel Allende melupakan satu karakter ini atau karena terlalu banyak yang ingin dia ceritakan. Ada cerita tentang homoseksualitas, tentang tentara khusus Israel Mosad, tentang pornografi anak, kehidupan keluarga Yahudi dan patriarki, dan perang. Isabel Allende selalu bisa memberikan informasi baru buat saya lewat fiksi-fiksinya yang kaya akan riset. Itu kekuatan Allende, bukan sekedar menceritakan fiksi tapi tentang sejarah. Ini adalah buku keempat Allende yang saya baca dan selalu bisa meninggalkan kekosongan dan kesedihan ketika usai membacanya. Huanjrit bagus amat… begitulah.
321 halaman dan ini adalah buku ketujuh yang selesai aku baca selama masa karantina Covid 19.