
“Appreciation can make a day, even change a life. Your willingness to put it into words is all that is necessary.” —Margaret Cousins. Appreciation means to increase in value.
Orang Indonesia ini susah sekali mengapreasi kawan, rekan kerja apalagi yang tidak berhubungan dekat, seperti pejabat. “Untuk apa mengapresiasi dia, lah emang dia dibayar untuk itu,” begitu kira-kira jawaban seorang kawan. Padahal sedikit saja apreasi dengan ucapan “good job sis,” “welldone,” “wah keren,” atau langsung dengan ucapan “terima kasih yaa, kerja yang keren,” sambil nepuk bahu atau salaman, akan sangat berarti loh bagi si penerima. Buat saya pribadi, diapreasiasi hasil kerja dan prosesnya itu jauh lebih berarti dari sekedar nilai rupiah.
Karena kita hidup di lingkungan yang tidak apreasiatif, kadang kita jadi jengah sendiri kalau tiba-tiba menerima ucapan baik, bukannya bilang terima kasih, kita malah membalas dengan “waah tumben muji, minta goceng? Atau traktiran?” kita cenderung menjadi buruk sangka, bahwa orang muji ada maunya, orang apreasiatif justru malah akan menambah kerjaan buat kita.
Tapi jangan berhenti untuk mengapreasiasi orang atas pekerjaan dan usahanya, bukan sekedar hasil, tapi juga proses yang mungkin dia lalui dengan susah payah. Berapa banyak kita kehilangan kawan kerja dan sahabat karena kita less-apresiatif padanya? Refleksi sendiri aja. Dan saya percaya karma, apa yang kau tebar itu yang kau tuai. Kalau selalu berkata positif, mengapreasi orang, suatu saat akan datang pada kita orang yang membangkitkan semangat. Seperti kemarin, pekerjaan yang pernah saya lakukan hampir dua tahun silam, ternyata diapreasiasi seseorang lewat tulisannya. Mengharu biru. Saya tidak menyangka hal kecil itu bisa sangat berkesan buat seseorang. Saya melakukan yang sama, insya Allah tetap menghargai dan mengapresiasi kerja orang lain, sahabat dan rekan saya.
Di tahun politik, apresiasi semakin terkikis, kalah dengan harga politik. Mereka yang memang sudah kerja dengan baik, kurang diapresiasi karena berdiri berlawanan pilihan politik. Geez broh, sis, jijik tahu ga sik. Apapun pilihan politiknya, ya sudah sik, kalau dia sudah bekerja baik, akui saja, apresiasi lah. Apakah terlalu berat untukmu menerima kenyataan orang bekerja lebih baik darimu?