Ini bulan ketujuh saya menjadi pekerja lepas atau freelancer. Setiap orang punya alasan berbeda kenapa memilih jalan yang kadang terasa sunyi dan sepi, karena apa-apa harus diputuskan sendiri. Buat saya yang ekstrovert dan terbiasa berdiskusi dengan kawan, ini berat kadang terasa. Tapi bagaimana lagi, keputusan sudah diambil. Saya menjadi pekerja lepas karena alasan kesehatan, obat yang harus saya konsumsi membuat mood saya naik turun dan kesehatan sudah pasti menurun juga. Jadilah pekerjaan lepas dipilih, juga untuk lebih dekat dengan suami dan keluarga.
Tapi menjadi pekerja lepas sekali tak mudah. Tidak semudah kita bilang, okay lah, besok gue mau berhenti dari rutinitas dan kembali menjadi diri sendiri, memilih pekerjaan yang gue suka. Tak semudah itu Ferguso. Kecuali kamu hidup sendirian dan hanya untukmu sendirian.
Saya adalah tulang punggung keluarga. Menjadi freelancer butuh dukungan tidak Cuma dari suami tapi dari ibu dan adik-adik saya. Sayangnya itu ternyata tak tuntas dibicarakan terutama dengan keluarga besar dari pihak saya. Walhasil, kelojotan juga cuy.
*Tarik napas
Sampai hari ini saya tidak menyesali keputusan menjadi pekerja lepas, karena memang “harus” dan perlu, setelah bertahun-tahun menjalani kerja rutin. Saya senang karena menjadi dekat dengan suami, yang fully support untuk apa pun yang saya kerjakan. Tapi ternyata untuk keluarga besar, itu tidak. Seperti tertuduh sebagai orang egois yang tidak lagi memerhatikan keluarga, begitulah yang saya rasa saat ini. “Keluarga tidak makan idealism,” “Lulusan S2 luar negeri, blangsak hidupnya”
Itu tidak disampaikan, tapi tahu itu yang ditujukan pada saya.
Jadi kalau cita-citamu menjadi pekerja lepas, pikirkan kembali. Kalau hidupmu hanya untuk diri sendiri, nikmatilah bebasmu. Tapi kalau ada tanggungan, bebasmu akan terikat kerinduan pada order. Freelance yang full-time, pekerja lepas yang bekerja rodi.
Pastikan semua lingkaran pendukungmu mendukung keputusanmu untuk jadi pekerja lepas dan bersedia mengubah hidup sederhana mengikuti pemasukanmu yang kadang naik, kadang turun. Jika tidak … *Tarik napas…