
Do I make you feel guilty by using single-used plastic? Well, you should!
Do I annoyed you by keep nagging you to at least care on how you behave toward the mother earth? Well you should and I am not sorry for that!
Saya sangat bisa untuk tidak peduli pada masa depan bumi, wong anak saja saya tidak punya. Seperti kata kawan, lu sik ga ada yang dipikirin. Iyak benar, hidup cuma bakal berdua sama akang, why should I care about the fucking mother earth! I am going to die anyway.
Tapi saya punya Kakak Zi dan Septi, dua ponakan yang sudah seperti anak sendiri. Masa depan mereka, jadi tanggung jawab saya. Persis rasanya seperti kamu menyiapkan makan dan masa depan buat anak-anakmu. Saya tidak punya banyak yang bisa diwariskan buat masa depan mereka. Tidak juga kamu. Seberapa besar rupiah yang kamu simpan untuk mereka dewasa nanti, bisa saja suatu saat menjadi 0 rupiah karena nilai mata uang jatuh. Bisa saja rumah yang kamu siapkan buat mereka, tenggelam karena banjir, runtuh karena gempa, terbawa lahar dari gunung meletus. Apa pun yang kamu siapkan untuk mereka bisa jadi sia-sia karena kamu tak peduli pada dampak yang kamu buat hari ini.
Dunia ini kacau, the world is fucked up! Kalau kamu perhatikan Donald Trump, iya sekacau itu pemimpin dunia, kejar terus pertumbuhan ekonomi tanpa melirik konsekuensinya pada bumi.
Satu-satunya warisan yang bisa saya siapkan untuk Kakak Zi, Septi dan kawan-kawan seangkatannya adalah bumi yang baik, kalau tidak bisa lebih baik, paling tidak, tidak lebih buruk dari sekarang. Karena itu saya memilih hidup beretika daripada hidup kaya raya. Beretika pada bumi. Sok idealis katamu, loh ya tidak papa, daripada hidup hanya nyampah demi rupiah. Selama ini toh hidup idealis tidak bikin saya melarat, karena saya percaya pada rezeki Tuhan. Dengan alasan yang sama, menjaga apa yang dititip Tuhan pada saya, maka saya peduli. Ini rumah kita kok, rumah masa depan anak dan cucu kita, kenapa sampai hati kamu tidak peduli?!
You do should feel guilty ketika bekerja pada perusahaan yang mencemari lingkungan. 2025, anakmu akan makan ikan yang perutnya dipenuhi plastik, ya yang kamu buang hari ini. Saya mau bilang, you are about to kill your own children!
You should stop now! Kalau tak bisa sama-sama mengguncang perusahaan untuk berubah, paling tidak kamu bisa berubah dari diri sendiri. Mengobrakabrik kebijakan memang berat, kamu tak akan kuat sendirian, tapi kalau bersama-sama kita pasti bisa. Tolong sampaikan kepada tempatmu bekerja, mereka harus bisa berubah, demi anak-anak yang lahir dari pekerja mereka.
Saya tidak akan pernah lelah untuk menyindir bekalmu yang dikemas dalam plastik, mencolekmu yang minum dari gelas plastik dan menyisip lewat sedotan plastik. Saya masih tidak sempurna, tidak bisa sepenuhnya bercerai dari plastik, tapi saya mencoba, and I do that really hard!
Jadi kalau kamu peduli pada masa depan anak-anakmu, mari bergerak bersama saya. Kita harus sama-sama berubah untuk lebih ramah pada ibu bumi. Kekuatan itu ada saat bersama, ajak Dilan biar seru!