Buku ini adalah kumpulan 7 cerita pendek yang (sigh) ternyata saya sudah punya versi soft copy nya, versi e-booknya. Tapi sekalipun sudah baca sebelumnya, tetap aja tersihir Murakami, lagi dan lagi. Dari tujuh cerita pendek: Drive My Car, An Independent Organ dan Men Without Women, bikin saya termehek-mehek, tertusuk sembilu, berasa bener.
Drive My Car, bisakah kamu bersahabat dengan orang yang menjadi selingkuhan pasanganmu? Sebagai seorang aktof Kafuku keluar dari karakter aselinya untuk berteman dengan lelaki yang dia yakini pernah tidur dengan mendiang isterinya. Somehow you just know! Tapi pertanyaan yang tak pernah bisa dia dapat adalah kenapa isterinya memilih lelaki itu sebagai selingkuhannya, apa yang dicari, apa yang kurang dari dirinya.
An Independent Organ, jatuh cinta itu menyakitkan, yet, you cant stop the feeling. Tokai, dokter bedah plastik yang tidak pernah jatuh cinta selama 30 tahun terakhir. Dia menikmati hubungan tanpa statusnya dengan berbagai perempuan, empat sampai lima kali sekaligus yang jam dan tempat pertemuannya diatur secara professional oleh asisten pribadinya. Sampai suatu kali bertemu dengan perempuan yang sudah menikah dan punya seorang anak lelaki. Tokai jatuh cinta, tapi perempuan itu berkata tak bisa meninggalkan suaminya. Suatu hari perempuan itu meninggalkan suaminya tapi bukan untuk Tokai. Patah hati, Tokai memilih mati, meninggalkan jasadnya tanpa makan selama dua bulan, tanpa bergerak sama sekali dari tidurnya.
Men Without Women, kematian bekas kekasih yang membuatmu terjungkal kembali ke masa lalu, masa sekolah. Cinta itu tak pernah pergi, dia hanya idle, menanti dipanggil oleh moment. Yang dibawa pergi oleh perempuan itu adalah dia yang berusia 16 tahun, yang menantinya sampai perempuan itu kembali suatu hari padanya. Perempuan itu tak pernah kembali, kecuali ketika suaminya menelpon lelaki itu untuk mengabari tentang kematiannya.
Ah saya ikutan patah hati ☹ Murakami memang jahat, cara dia bercerita begitu dekat, seringkali kelam, so dark, sisi yang hampir semua orang ingin tinggalkan. Murakami tidak pernah gagal menyungkil rasa saya.