Selalu Sukab, Perempuan Berbibir Merah, Basah dan Setengah Terbuka, Senja dan Cinta Dalam Cerita SGA #28

Standar

Tidak biasanya saya mereview buku berbahasa Indonesia, apalagi fiksi, da aku mah apa atuh. Kamu bisa baca sendiri karena berbahasa Indonesia dan fiksi itu subjektif sifatnya. Tapi ini Seno Gumira Adjidarma, Seno kawan, Seno! Saya tidak menulis ini untuk kamu, tapi lebih untuk diri sendiri supaya tak lupa, kenapa sampai hari ini saya tetap jatuh cintanya dengan cerita-cerita Mas SGA.

Mampir sejenak Sabtu lalu sebelum nonton Thor: Ragnarok, ke toko Gramedia. Pertimbangan saya itu buanyak kalau soal buku, tidak sembarang buku saya beli. Saya ini setia, hanya pada pengarang yang duluan saya cinta atau atas rekomendasi orang terpercaya, baru saya akan beli bukunya. Seno Gumira Adjidarma, tidak pernah gagal menangkap mata, hati dan dompet saya. Begitu melihat Antologi Cerpen SGA, langsung saya beli, ga pake berpikir dua kali. Apalagi itu Antologi Cerpen hampir setua saya usianya. Bayangkan, bersamaan dengan ibu ngebrojolin saya, Mas Seno sudah mencetak karyanya di Kompas, di usianya yang 20an. Lalu saya besar bersama karya-karyanya. Jadi secara tidak langsung, Mas Seno seperti ayah buat saya.

Jatuh cinta pertama saya dimulai di kumpulan cerpen bertajuk Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta. Kang Dion, bekas bos saya di MStri, tahun 2000an, yang menyodorkan buku itu ke saya. Kamu akan menyukai buku ini, katanya. Lah iya, segampang itu saya jatuh cinta pada cerita Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta. Barangkali karena cerita itu persis seperti yang saya alami, ketika itu. Menanti jawaban kekasih di ujung gagang telepon umum, berkoin-koin habis untuk mendapatkan kepastian. Anak-anak zaman sekarang tidak merasakan sensasi menanti cinta di kotak telepon umum. Setelah membaca cerpen itu, kenangan cinta-cintaan zaman SMP, SMA sepotong-sepotong hadir. Saya ingat, sering senyum-senyum sendiri saban kali melihat kotak telepon umum yang sekarang tidak ada lagi. Di London, kotak telepon umum itu sudah jadi mesin ATM atau toilet umum gelandangan.

Sepotong Senja Untuk Pacarku. Cinta itu bisa bikin orang egois, mencuri senja untuk kekasih hati tanpa peduli pada orang lain yang juga membutuhkannya. Memanipulasi senja agar orang lain tak kehilangan, dan kekasih tetap dapat.

Hujan, Senja dan Cinta itu nyesek. Saya percaya bahwa saya adalah perempuan yang selalu diikuti hujan. Kemana pun, dimana pun. Barangkali seperti dalam cerita SGA, ada lelaki yang tahu bahwa saya pecinta hujan, maka dia mengirimkan hujan tak henti kemana pun saya pergi. Saya juga pecinta Senja, yang mungkin disediakannya untuk saya saking cintanya dia pada saya. Cinta… SGA benar, cinta harus dirayakan meski menyisakan luka. Tapi hanya mereka yang pernah merasakan luka karena cinta yang bisa merayakan luka dan cinta.

Sukab, lelaki yang selalu muncul dalam cerita SGA. Sukab yang suka selingkuh dalam cerita Sukab dan Sepatu, Sukab tukang bangunan yang istrinya, Asih, diperkosa ramai-ramai, dalam cerita Tragedi Asih Istrinya Sukab. Dan semua perempuan dalam cerita SGA, selalu muncul berbibir merah, basah dan setengah terbuka.

SGA licin bercerita tentang korupsi, pembunuhan misterius terhadap mereka yang bertato yang sial menyandang stigma sebagai penjahat, tentang penculikan aktivis, sampai pembunuhan Munir. Membaca SGA, membaca sikap politiknya dan saya senang berada di tempat yang sama dengannya.

819 halaman ini selesai dalam 3 hari, yap, sebegitu licin semuanya mengalir.

SGA

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s