Review: Saladin by John Man

Standar

John Man seperti melengkapi dari sekian buku yang saya baca tentang Saladin dan juga Perang Salib. Dia melengkapi informasi sejarah tentang Saladin dengan memaparkan informasi Saladin kecil, perjalanan kekuasan Al Ayubbi di Mesir dan Syiria. Tentang pamannya yang perkasa Shikruh dan Nur Al Din yang mengajari Saladin menjadi ahli strategi perang dan kemampuannya mengangkat pedang. Tentang ayahnya Ayubb yang mengajarinya untuk menjadi orang yang rendah hati dan dermawan. Campuran ajaran yang keras sekaligus lembut ini yang menjadikan Saladin ternama dan terhormat tak hanya di kalangan bangsa Arab tapi juga di jajaran pemimpin Eropa.

Cara bertutur John Man membuat emosi saya terpancing, kadang mengerutkan jidat karena apa apa yang dia sampaikan selalu coba saya sinkronkan dengan apa yang pernah saya baca. Di lain halaman dia membuat saya tertawa, contohnya ketika dia cerita tentang Raja Tua Frederik Barbossa yang di usianya yang menginjak 50 tahun seperti ingin membersihkan dosa sehingga dia begitu aktif ikut Perang Salib. Ketika mangkat tentu saja perjuangannya diteruskan oleh anaknya yang bernama…. Frederik juga.

Atau ketika John Man mencoba menerjemahkan puisi dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Inggris, dia awali dengan permintaan maaf, kira-kira begini terjemahannya, tidak terlalu jauh melenceng dari arti sebenarnya.

Atau ketika John Man memaparkan cerita tentang perempuan yang terlibat di Perang Salib. Bahwa dalam sejarah Perang Salib versi Arab disebutkan pasukan Perang Salib yang dating dari daratan eropa ini disertai perempuan perempuan pelacur yang cantik jelita.

Pada paragraph berikutnya dia bertanya… tunggu darimana si penulis ini tahu kalau perempuan-perempuan ini cantic dan mereka menjajakan diri menghibur pada prajurit?

Bagian ini buat saya menarik, karena sebelumnya tidak pernah menemukan peran perempuan di Perang Salib, dalam bentuk apa pun. John Man bilang, tentu saja buat pasukan Eropa ini memalukan karena perang ini seharusnya menjadi perang suci, jadi nyaris tak sebut dalam sejarah. Padahal di antara para kasatria Templar ada ditemukan mayat-mayat perempuan yang menyamar sebagai lelaki dalam perang. Mereka diketahui keberadaannya oleh Pasukan Saladin setelah mati dalam perang. Sayangnya keberadaan mereka lagi-lagi menghilang dalam sejarah.

Masih soal perempuan, Man bercerita tentang perempuan nigrat yang ‘dipindahtangan’ demi kekuasaan, dinikahi dengan alasan melindungi tahta dan keturunan. Hanya satu cerita tentang Saladin yang menikahi janda pamannya Nur Al-Din untuk melindunginya dan juga keturunan Nur Al-Din. Saladin memiliki lima istri, tapi janda Nur Al-Din adalah sahabat terbaiknya, tempat berbagi keresahan. Ketika sang istri mangkat, tidak ada satu pun orang terdekat Saladin memberitahukannya karena saat yang sama Saladin sedang sakit, takut membuat hatinya bertambah luka.

Saladin memang membawa kejayaan Islam kembali di Jerussalem, tapi bagi khalifah di Mesir, dia belum mempersatukan Islam, Sunni dan Syiah dan pertarungan antara kekuasaan di dalam dua aliran itu sendiri ditambah Assasin yang terus menerus mengincar nyawanya. Saladin sempat patah hati mendengar kritikan ini, tapi bagaimana pun kemenangannya di Hattin 1187 membuat posisinya diakui sepanjang sejarah Arab dan Barat (Eropa).

Saladin tak selalu benar, kadang kebaikannya membuat dia memupuk musuh baru. Melepaskan tawanan perang membuat mereka punya waktu untuk membentuk kekuatan baru dan menyerangnya kembali. Tapi Saladin memegang teguh tidak akan membunuh jika tidak terpaksa artinya dalam perang di lapangan. Saladin membebaskan keluarga musuh, terutama istri para tawanan perang bersama anak dan harta mereka, tanpa beban.

Dalam perang pun, Saladin memberikan minum pada musuhnya Raja Guy di Perang Hattin dan juga Raja Richard di Perang Salib ketiga. Dalam lain buku, disebutkan Saladin bahkan mengirimkan tabibnya untuk memeriksa Richard the LionHeart yang sedang sakit. Sejak kemenangan di Perang Hattin dan juga perjanjian damai Perang Ketiga dengan Richard, Saladin memegang janjinya untuk melindungi Umat Kristen yang beribadah dan berziarah di tempat suci mereka di Betlehem dan Nazareth. Sementara Richard pulang ke kampong halaman untuk mencegah adiknya John merebut tahtanya. Di bawah perlindungan Saladin, umat tiga agama, Islam, Kristen dan Yahudi sempat menikmati kedamaian.

Yang menarik untuk disimpulkan adalah alasan paling awal dari Perang Salib itu sendiri. Di Perang Salib pertama 91 tahun sebelum Hattin 1187, adalah untuk menyatukan daratan eropa yang berebut kekuasaan maka diperlukan ‘musuh bersama’ dan diamini oleh Paus. Kesejahteraan duniawi menanti mereka kembali dari tanah suci dan surga bagi yang tidak. Memerangi Islam yang dianggap sebagai pagan menjadi jawaban mereka dan disambut dengan pedang jihad oleh kaum Muslim sejak itu.

Saladin meninggal di usia yang relative muda, 54 tahun karena sakit yang tidak diketahui penyebabnya. Sampai di sini saya menangis, entahlah, bagaimana saya bisa mengaguminya begitu dalam.

John Man menutup bukunya dengan analisa bagaimana Saladin menjadi tokoh, pemimpin yang dikagumi sejarah dunia.

Buku rujukan lain untuk Saladin dan Perang Salib

  1. Perang Salib III. Perseteruan Dua Kesatria: Sahaluddin Al-Ayubi dan Richard si Hati Singa oleh James Reston. Dalam versi Bahasa Inggris, buku ini berjudul The Warriors of God
  2. Jerussalem The Biography oleh Simon Sebag Montefiore
  3. Kitab Saladin – Fiksi sejarah oleh Tariq Ali

Untuk menambah pengetahuan tentang Islam, jangan lupa tengok buku Reza Aslan, No God But God.

Selamat membaca

Peringatan: baca buku ini dengan kepala terbuka, ini paparan sejarah bukan soal sikap pribadi si penulis terhadap tema.

saladin

 

Iklan

Satu tanggapan »

  1. Ping-balik: Shalahuddin Al-Ayyubi: Penakluk Tentara Salib, Pendiri Kesultanan Islam

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s