Review: 1984 – George Orwell – 2+2=5

Standar

Saiah pernah menulis tentang 1984 sebelumnya yang mendatangkan mimpi buruk di awal-awal membacanya. Akhirnya butuh sebulan untuk menyelesaikan buku ini, bukan karena malas, tapi karena tersela tumpukan buku wajib kuliah yang harus dituntaskan untuk disertasi.

Sejak kata pengantar, buku ini sudah mengesankan buat saya. Ketika ditulis, buku ini fiksi dan bukan manual untuk pemerintah manapun mengaplikasikannya. Tapi buku yang ditulis Orwell tahun 1940an itu jelas memberikan gambaran mengerikan tentang apa yang terjadi di masa sekarang. Jadi ingat Bang Benjamin Suaeb dengan lagu kompor bleduk yang melampui masanya, tentang Jakarta yang tenggelam banjir.

Orwell dengan detail menggambarkan bagaimana pemerintah merekayasa kenyataan yang diterima ‘pasrah’ oleh warganya, tanpa tanya. Bahwa 2+2=5 adalah benar adanya. Tentang Ministry of Love memastikan bahwa tidak ada penyimpangan dari warga untuk mencintai the Big Brother – tokoh misteri yang sampai di akhir buku tidak jelaskan rupanya, mungkin dia O’Brien sendiri, tokoh antagonis yang maha kejam.

Orwell jelas Foucauldian, ya Tuhan kirain setelah essay ga nyebut lagi nama ini, dia bercerita bagaimana kita hidup dalam sebuah panapticon raksasa. Panapticon itu penjara melingkar, bayangkan kita di ruang kaca dan diamati oleh petugas di seberangnya. Kita justru diberitahu bahwa kita memang diawasi dalam setiap gerak, supaya kita menjadi patuh. Bahkan Tought Police bisa membaca pikiran yang menyimpang dari aturan yang dibuat pemerintah the Big Brother. Setiap orang bahkan anggota keluarga bisa melaporkan siapa pun yang kedapatan atau dicurigai punya maksud untuk menentang Big Brother.

Seperti Foucault bilang, setiap kekuatan pasti akan mendapati tantangan, begitu juga Big Brother. Winston mempertanyakan segalanya, pertanyaan adalah bentuk awal dari sebuah tantangan. Bersama Julia, kekasihnya, mereka bergabung dalam gerakan bawah tanah untuk menentang Big Brother. Sampai keduanya ditangkap, dipenjara, disiksa.

Terlalu mudah membuat orang mati kata O’Brien. Kesalahan Nazi adalah membunuh terlalu banyak orang yang membuat mereka dibenci, lalu kekuatan lain bersatu menghancurkan mereka. Big Brother menggunakan teknik berbeda, menyiksa sampai batas yang terendah yang bisa diterima manusia sehat. 32 gigi dewasa hanya ditinggalkan sebagian di mulut, kemampuan menahan lapar dan dahaga diuji berharihari, lebam seluruh badan. Tapi Winston tak dibiarkannya mati melainkan tanya jawab berisi propaganda. Kebencian menjadi sebuah cinta. Stockholm Syndrome, kecintaan pada penculik, penyiksa terjadi pada Winston. Di akhir cerita, Winston mengakui puluhan tahun sia-sia meragukan cinta Big Brother padanya.

Mengerikan! Betul mengerikan. Bagian pertama buku ini bercerita tentang bagaimana Big Brother bekerja, memantau setiap detail aktivitas dan pikiran warganya – atau begitulah dia ingin kita percaya, tentang sejarah adalah milik dia yang berkuasa, menuliskan masa lalu, sekarang dan nanti, tentang mereka yang dihilangkan dari sejarah, bahkan tidak pernah ada, tentang bahasa yang direkayasa. Bagian pertama buku ini membuat saya tiga kali dapat mimpi buruk, tentang perang dan saya terjebak di dalamnya.

Bagian dua, kisah cinta Winston dan Julia. Tentang pemufakatan bersama untuk melakukan pemberontakan. Bagian ketiga, tentang Winston yang ditangkap dan disiksa. Bahwa Winston dan Julia saling mengkhianati dengan menjual nama mereka untuk menyelamatkan diri. Julia bilang, ‘pada akhirnya setiap orang hanya mementingkan dirinya sendiri.’ Tentang Winston yang menerima kenyataan dan kecintaannya pada Big Brother.

Bagian akhir ini membuat saya mimpi lagi. Saya ada di posisi Winston, saya merasakan sakitnya karena disiksa dan harus menerima kenyataan yang tak sepaham dengan isi kepala dan nurani. Sampai ketika saya dibebaskan seseorang yang saya yakin O’Brien dan keluar dari pintu belakang MI6 (karena saban minggu lewat tempat ini barangkali).

Ini buku fiksi yang luar biasa, tidak akan lengkang oleh waktu karena sejarah selalu berulang. 1984 tak bisa dikatakan basi karena kisah di dalamnya terus terjadi. ngeriiii….

ORWELL

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s