Bulan Ketiga: Pesta, Buku dan Bewok.. oh London I love You #mycheveningjourney

Standar

Kuliah kelas usai di minggu kedua Desember, end of Autum term. Bernapas lega? Ga lah. Ketika masih ada tanggungan kuliah kelas dan seminar, selalu ada alasan untuk ga baca buku yang lain karena ngejar list bacaan mingguan. Tapi begitu kelar, semua kalang kabut… anjrit baby, kita mesti baca referensi minimal 10-15 buku, jurnal, artikel atau film, bersiap nulis 6000 kata dalam Bahasa Inggris. Kudu mikirin struktur tulisan, konten sama mastiin grammarnya sehat, eh. Tetiba semua mahasiswa tumplek di perpustakaan, makin susah nyari tempat duduk dan aneka rupa muka penuh kepanikan sampai udah ga jelas lagi tuh, ada aja anak lelaki yang pake celana pendek wara wiri di perpus. Mungkin anak sepakbola pulang latihan, atau baru dari gym. Tapi dahsyat, dia kuat tak menutup betisnya di dinginnya London. Muka-muka perlu kafein. Oh iya saking jadi favorit, sampe rusak itu vending machine, pertama teh habis ga ada yang ganti, terakhir saya hilang 1.20 pounds dan ga ada kopi keluar dari mesin sialan itu huhuhu. Jadilah beberapa malam ini seperti kesurupan tanpa kopi. Buku-buku berserakan di meja. Sebagian dari kami hanya mau membaca di perpus dan ga sudi tuh bawa buku tebal ke rumah karena bener juga sih, rumah tempat istrirahat bukan kerja dan belajar, ga bisa konsentrasi. Dalam dua minggu, saya selesai 1 essay pertama, dan sedang di minggu membaca – reading week for the second one, plus lagi mencoba susun proposal riset Phd… Bismilah dan kata temen, saya ambisius… ho oh, ditantang sih hahaha.

IMG-20151207-WA0013Tapi saya tahu kok bagaimana menikmati hidup yang ga melulu di perpustakaan, meski saya cinta banget sama ini perpustakaan yang nyaman. Senin nongkrong di pub berubah jadi seru ketika di hari terakhir kuliah, Professor kami malah nawarin mau lanjut seminar atau ke pub? Woalah jelas toh jawabnya, Pub it is! Hahaha dan dia bahkan yang traktir wine. Seru abis. Lalu house warming party di rumah kawan di pinggir kali yang cantik banget. Iya di sini pinggir kali itu seru, di Jakarta pinggir kali bau. Lalu menggelar makan malam ala Italia, dengan keju swiss dan anggur Australia di flat kawan dan yang hadir berlimpah cerita. Terakhir pesta ya Rabu lalu di kebun bersama kawankawan baru dari Sutton Community Farm. Ini pesta natal dengan tradisi anggur yang dihangatkan bersama rempah, lalu makan keju dan coklat yang berlimpah di atas meja, ga habis-habis selalu ada yang datang dan bawa makanan. Lalu kami bernyanyi – bukan lagu natal tapi tentang sayur organic huehehe, dan berdansa ala Romania dalam lingkaran dan kaki menghentak makin cepat dan cepat. Main game tebak kata jangan sampai lupa, pertama boleh kasih kuncian sebanyak banyaknya, lalu Cuma tiga kata dan diakhiri dengan hanya pakai jari. Tahu—tahu waktunya pulang kembali ke perpustakaan dan sekali lagi bermalam di sana. Tapi kemarin saya spontan diajak kabur ke Greenwich untuk menikmati hijaunya Greenwich park karena teman saya belum pernah ke museum waktu, lalu muter-muter pasar loak- Bahasa kerennya vintage market- dan berakhir lagi dengan segelas bir dan calamari. Aih my life is so much fun!

IMG-20151205-WA0004Hidup di London ga akan seru tanpa teman-teman baru tentu saja. Bersyukurlah saya yang seperti lumut, dimana aja bisa hidup dan menyatu dengan kawan baru. Suatu kali saya kasih foto ke mami, sekumpulan teman-teman baru ini, pertanyaannya adalah, “kenapa teman kamu pada bewok?.” Semua kawan saya bewokan, gimana dong, lagi ngetrend dan emang bikin mereka nampak makin menggemaskan dengan bewok itu. Lelaki sekota London bewokan loh. Yes termasuk para teman dekat saya- seperti biasa saya selalu merasa lebih dekat dengan teman lelaki daripada perempuan- I know why because I think like them. It is really nice to have friends who always there for you. Saban kali perlu teman buat ngobrol atau bahkan sekedar duduk di meja yang sama, belajar buat essay. Bertemu teman baru yang berbagi visi sama dalam hidup itu juga seru. Karena sadar banget cuma sebentar di London, maka manfaatkan untuk punya koneksi sebanyak-banyaknya selama di sini, tidak menjadikan segalanya jadi masalah pribadi apalagi kalau silih pendapat, mencoba mengingat kalau kami datang dari budaya yang berbeda.

9 months left and I miss you already London… I am in love with London

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s