Tapi kalau mau eeq, basuhnya pakai tissue. Ini sih bukan pertama kali sebenarnya menghadapi situasi toilet kering tanpa air yang melimpah buat cebok. Tapi selalu butuh waktu untuk menerima situasi kayak gini. Sebagai orang Indonesia yang biasa main air di wc, toilet kering tetap bikin gimana gitu. Kunciannya sedia tissue basah yang bisa di flush di toilet. Kalau temen tetap bawa botol air buat cebok, menurut saiah sih jangan, basah juga jadinya tuh toilet kan.
Tapi hari ini ga mandi karena ga tahu gimana nyalain air di kamar mandi hahaha. Sudah telanjang bulat siap mandi, lalu bengong, gimana nyalain airnya? Tombol cuma satu dan itu ga fungsi, ga keluar airnya. Karena sudah kedinginan, ya sudah sikat gigi dan cuci muka, jadilah. Magrib pas sampe rumah, barulah mba Dewi, kawan sekamar ngasih tahu, itu loh tombol merah di dapur kudu dinyalain biar airnya keluar… rrrrr….
Tapi mesti jeli melihat letak keran air ada dimana. Beli air kemasan itu mahal, kabarnya lebih mahal dari beli bir, yang belum juga saya lihat harganya sih. Air gratisan itu ya air keran langsung minum, dan kemana-mana mesti bawa botol air biar bisa isi ulang. Hemat banget kan tuh. Karena cuacanya beda dengan Jakarta, bibir gampang pecah, jadi memang harus banyak minum.
nroshita 
air itu menjadi kebuuhan penting dalam kehidupan sehari-hari setelah makan. namun terkait dengan salah satu cara baru dalam mck dengan menggunakan tisu tanpa air, menurutku itu nggak bersih, kuman sepertinya masih nempel. kalau pakai airkan bisa bersih dan kuman bisa langsung hanyut kebawa air, kalau pakai tisu, nggak kebayang deh gimana jadinya. terimakasih ya atas postingannya.
riset sudah banyak bilang, pakai air memang jauh lebih sehat dan bersih. masalahnya tinggal mengubah kebiasaan. makasih komennya yaa