“Saya tidak begitu kenal sama kamu. Bagaimana saya bisa memberikan kamu referensi kalau saya tidak kenal bagaimana kamu kerja dan pribadimu.”
2008, saya meminta seorang narasumber yang sudah enam tahun jadi tamu di sebuah acara radio yang saya gawangi. Tapi beliau menjawab seperti di atas. Waktu itu sih terasa pedih, tapi kalau dicermati lagi kalimatnya, ya betul. Sepanjang enam tahun kami sering bertemu, posisinya cuma sebatas dia tamu dan saya pembawa acara, kadang cuma ada di belakang meja operator sebagai produser. Jadi manalah dia tahu bagaimana saya bekerja sehari-hari.
Lalu di kampus, saya meminta referensi, jawabannya lebih seru,”ya udah kamu bikin,nanti saya tandatangan.”
Intinya begini. Ketika diminta mencantumkan referensi, pastikan yang dituju itu beneran bersedia memberikan referensi positif tentang kamu. Pastikan juga dia kenal dengan bagaimana cara kerjamu, pemikiranmu, visimu dan kamu secara pribadi. Susah ya, kalau kamu ga bergaul ya susah,tapi kalau luas jaringanmu semuanya jadi gampang.
Siapa saja yang bisa dijadikan pemberi referensi? Kalau kamu baru lulus 2-5 tahun dari kampus dan kebetulan dulunya aktif di kampus, ya silakan ambil referensi dari kampus, bisa rektor, dekan, ketua jurusan, pembimbing skripsi atau dosen yang memang dekat sama kamu. Tapi kalau kayak saya yang sudah lebih dari lima tahun meninggalkan kampus, pun ga terlalu aktif, mending mencari referensi dari kolega kerja, mitra, jejaring atau bos paling tinggi sekalian. Oh iya ketika cari pemberi referensi jangan yang tanggung, pilih yang sudah setingkat direktur apa gitu, dari lembaga yang namanya sudah besar dan dia secara pribadi juga dikenal publik. Lalu pelajari latar belakang pendidikan pemberi referensimu, sukur kalau dia juga lulusan dari kampus yang kamu mau, itu lebih melancarkan lagi.
Pemberi referensimu pasti orang yang baik hati dan sabar. Coba bayangkan, saat kamu menjadi pemburu beasiswa, berapa banyak kampus kamu mendaftar dan setiap kampus menuntut ada referensi dan mereka menghubungi sendiri si pemberi referensi ini kan. Lalu tiap lembaga pemberi beasiswa pun melakukan hal yang sama. Kalau pemberi referensimu mual, bisa saja dia menolak di tengah jalan, cape man. So yes, you owe them a big “thank you” ketika kamu dinyatakan lulus.
Jadi pasang target pemberi referensimu sekarang!